Gerakan Nagari Madani Perkokoh Kampung Tahfidz Di Padang Laweh

:


Oleh MC Kab Agam, Selasa, 10 Oktober 2017 | 09:01 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 938


Agam, InfoPublik-Gerakan Nagari Madani, Pemerintah Kabupaten Agam, menjadi cerminan bagi masyarakat untuk menuju perubahan. Pasalnya, jauh sebelum peluncuran, telah terbentuk Kampung Tahfidz di Nagari Padang Laweh, Kecamatan Sungai Pua.

"Kampung Tahfidz yang berdiri pada 9 Oktober 2016, saat ini telah memiliki 208 santri,awalnya, sebanyak 23 santri. Bahkan masjid yang ada di nagari itu menjadi makmur, dengan meningkatnya aktivitas keagamaan masyarakat di masjid," ujar Ketua Kampung Tahfidz Baldatun Thayyibah Syamzuhri. Senin (09/10).

Di samping itu, lantunan lagu jahiliyah, yang biasa terucap dari lidah anak-anak, sedikit demi sedikit sudah mulai tergantikan dengan lantunan hafalan Al-Qur'an di mana pun mereka berada.

Namun, hal ini belum cukup untuk menjadikan Padang Laweh sebagai Kampung Tahfidz yang Baldatun Thayyibah, masih perlu waktu, dan usaha yang besar untuk mencapai tujuan tersebut. Tapi pihak pengurus meyakini, selama asa masih bening, belum tercampuri dengan kecintaan yang terlalu besar akan dunia, cepat atau lambat Allah pasti akan membantu untuk mewujudkan asa tersebut.

"Mudah-mudahan asa yang senantiasa bening dengan keikhlasan para pengurus, guru pembimbing, wali santri, dan seluruh santri Kampung Tahfidz, tentu dukungan seluruh lapisan masyarakat juga dapat mempercepat pencapaian menjadikan Padang Laweh sebagai Baldatun Thayyibah, nagari elok yang senantiasa dalam bimbingan, dan lindungan Allah SWT," ujarnya.

Program Tahfidz yang ada di Kampung Tahfidz Baldatun Thayyibah tersebut yaitu, Tahfidz anak usia dini, kanak-kanak, anak soleh, remaja islam, dan Tahdin Al-Qur'an.

Sedangkan untuk program kajian islam yaitu, Kajian Islam Remaja (KIR), Kajian Islam Kaum Ibu (KIKI), dan Kajian Islam Umum (KIU), serta Gema Isya Berjamaah.

Di samping itu, Kampung Tahfidz juga sebagai moment untuk menjalankan program Pemerintah Kabupaten Agam, yaitu Gerakan Nagari Madani, yang baru diresmikan Bupati Agam H. Indra Catri, Dt. Tumangguang Putiah satu pekan lalu. 

Bahkan, untuk memperingati satu tahun Kampung Tahfidz dihadiri Wakil Bupati Agam H. Trinda Farhan Satria, Dt. Tumangguang Putiah, Sabtu (8/10). Pada saat itu, wabup mengungkapkan bahwa ini tidak lepas dari Gerakan Nagari Madani yang baru satu pekan dicanangkan. Sebelum Kampung Tahfidz resmi, berbagai kegiatannya sudah mulai dilaksanakannya.

"Pihak pengurus mencoba mendirikan budaya menghafal secara masal, dilihat secara budaya memang bagus. Tapi dari jumlah santri sampai 208 tentu disarankan juga, karena ada salah satu momen yang bagus terdapat di sana.

Jadi saat ini, mereka membudayakan potensi yang ada, seperti SLTA membina SMP, SMP membina SD, dan seterusnya, itu bagus, tinggal lagi meningkatkan kualitasnya," ujar wabup.

Wabup mengakui, kalau capaian kualitas sangat terbatas, karena baru setahun keberadaan Kampung Tahfidz di Padang Laweh, dan juga belum ada hafal satu juz. Namun, sistemnya bagus, tapi perlu adanya pembekalan, dan wabup menyarankan mengadakan training untuk metodologi menghafal bagi tingkat SLTA, dan SMP.

Di samping untuk diri anak-anak sendiri, juga bisa ditularkan kepada adik-adik angkatannya, dan diharapkan ini bisa menjadi cepat, masif gerakannya, optimal capaiannya.

Lebih lanjut Wabup menyebutkan, ini memang sejalan dengan nagari madani, walaupun indikatornya rumah quran atau rumah tahfidz. Awalnya pengurus mengatakan membentuk rumah tahfidz, tapi karena bagusnya dukungan seluruh elemen masyarakat, ninik mamak, cadiak pandai, alim ulama justru didorong untuk memanfaatkan masjid untuk itu, dan tiga kali seminggu mereka berkumpul.

Namun, wabup menyampaikan, jika dikumpulkan di masjid, maka akan memakan waktu di jalan, karena jarak tempuh cukup jauh dari rumahnya masing-masing, dan jumlah sebanyak itu menjadi tidak efektif. 

Kalau bisa diturunkan ke tingkat jorong, dan mereka sedang mempersiapkan hal itu, bahkan ini semakin memasyarakatkan kegiatan keagamaan di kawasan itu. Wabup juga siap membantu menyiapkan pelatihan untuk metodologi menghafal Al-Quran.

"Ini pertama di Agam, mudahan-mudahan bisa efektif, dan dilihat nanti dari hasil capaian hafalan anak-anak. Sebab, idealnya satu tahun minimal satu juz sudah hafal, tapi belum tercapai, karena mereka baru merintis. Tetapi kita hargai perjuangannya, mudah-mudahan bisa jadi model bagi nagari lain," ujarnya berharap.(mcagam/eyv)