Bupati Banjar dan Warga Saksikan Film G30S-PKI di Alun-Alun

:


Oleh MC Banjar, Senin, 2 Oktober 2017 | 19:26 WIB - Redaktur: Tobari - 355


Martapura, InfoPublik – Antusiasme warga Kabupaten Banjar untuk menyaksikan film G30S-PKI ternyata cukup besar. Buktinya, Alun-Alun Ratu Zalecha Martapura Kabupaten Banjar, tempat pemutaran film berdurasi sekitar 3 jam lebih tersebut, dipenuhi oleh warga, pada Sabtu (30/9) malam.

Pemerintah Kabupaten Banjar bersama Kodim 1006 Martapura menggelar nonton bareng pemutaran film Gerakan 30 September Partai Komunis Indonesia (G30S-PKI).

Tampak ikut hadir, Bupati Banjar H Khalilurrahman, Wakil Bupati Banjar H Saidi Mansyur, Komandan Kodim 1006 Martapura Letkol Arm Andi Martopo, serta Sekretaris Daerah Banjar H Nasrunsyah.

Juga tampak Wakil Ketua TP PKK Hj Nur Gita Tyas Saidi Mansur, sejumlah anggota DPRD Banjar, para pejabat lingkup Pemkab Banjar serta sejumlah Pimpinan Organisasi Sosial Kemasyarakatan dan Kepemudaan, di Kabupaten Banjar.

Diputar sekitar pukul 08.00 Wita, masyarakat terus berdatangan ke alun-alun. Mereka ada yang menonton sambil berdiri, kebanyakan duduk beralaskan koran atau hanya beralaskan rumput di alun-alun di tengah Kota Martapura tersebut.  

“Ulun sampai tuntung nonton film ini, jadi ulun tau sejarah, di Martapura jua buhan urang alim kada luput dari ancaman buhan PKI, jaka kada nonton kada tau ulun lawan sejarah, amun kawa setiap tahun ditayangakan nonton bareng ini,” ujar Ahmad, salah seorang pengunjung dengan bahasa Banjar nya.

Acara nonton bareng diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya bersama-sama, dilanjutkan dengan sambutan Kodim 1006 Letkol Arm Andi Martopo seputar bahaya laten komunis bagi bangsa Indonesia.

Bahaya laten merupakan bahaya yang sewaktu-waktu dapat timbul. Ada hal yang mendasar kenapa komunis dianggap bahaya laten dan dilarang di Indonesia.

“Komunis tidak sesuai dengan dasar negara Pancasila, terutama sila pertama. komunis tidak mengakui adanya Tuhan, Atheis. Ideologi komunis juga bertentangan dengan nilai kemanusiaan,” ujarnya.

Sementara Bupati Banjar H Khalilurrahman mengatakan, sejarah pemberontakan G30S-PKI merupakan tragedi nasional.  Dengan adanya film G30S/PKI ia berharap, warga masyarakat sekarang lebih bisa melihat sejarah secara utuh dan mendapat gambaran tentang PKI dengan komplit, jangan sampai  pahlawan–pahlawan,  ulama dan masyarakat  korban sat itu,  hanya menjadi cerita biasa yang tidak bernilai sejarah.

“Dulu, di Martapura para ulama juga tak luput dari ancaman para PKI, sehingga para Banser memberikan pergerakan pengamanan dan mengawal para ulama di Martapura,” ujar Guru Khalil sapaan akrabnya. (MC-Kab.Banjar/yani/heprin/toeb)