Berbagai Program Diterapkan Setelah SDN 001 Batam Kota Ditunjuk Sekolah Model

:


Oleh MC Kota Batam, Selasa, 26 September 2017 | 08:16 WIB - Redaktur: Kusnadi - 1K


Batam, InfoPublik - SD Negeri 001 Batam Kota merupakan Sekolah Model yang dibina langsung Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP). Sekolah ini dijadikan acuan bagi sekolah di wilayah Batam Kota yang imbasannya bagi SDN 002 Batam Kota, SDN 003 Batam Kota, ADN 004 Batam Kota, SDN 006 Batam Kota dan SDN 007 Batam Kota, serta sekolah lain yang ada di sekitarnya. 

Sebagai tahap awal dari sekolah model, SDN 001 Batam Kota telah melakukan sosialisasi kepada sekolah imbahasan untuk program yang mengarah kepada peningkatan mutu pendidikan. Karena target utama dari SDN 001 Batam Kota, mewujudkan pendidikan diterapkan lebih bermutu memenuhi 8 standar minimum pendidikan dengan menganut pola pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, serta lebih menyenangkan. Sehingga membuat siswa tidak jenuh menerima pelajaran dari gurunya.

"Kita telah membuat Tim Sekolah Model baik intern sekolah maupun Tim dari sekolah imbasan tadi. Kedepannya mungkin mengadakan pelatihan intern kepada guru yang kita pola langsung implementasinya agar bisa dirasakan. Selain itu juga pelatihan kepada sekolah imbasan, terutama dalam pembenahan 8 standar minimum pendidikan tadi," ujar Kepala sekolah SDN 001 Batam Kota, Yendri Sarman SPd kepada Tim Wak Media, Senin (25/9).

Menurutnya, menjadi sekolah model tentunya harus dapat menerapkan seluruh siklus penjaminan mutu pendidikan secara sistemik,holistik,dan berkelanjutan.

Karena Sekolah model ini, kata Yendri, dijadikan sebagai sekolah percontohan bagi sekolah lain yang akan menerapkan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri.

"Untuk pelatihan intern di sekolah, kita mencoba pada guru menerapkan pendidikan berbasis kompetensi. Artinya mengarahkan kompetensi dimiliki guru untuk lebih dikembangkan lagi. Namun tahap awal menegakkan disiplin guru dulu, yakni mengharuskan datang lebih awal agar jadi tauladan siswanya. Selain itu pembelajaran juga diterapkan mengarah berbasis IT, untuk kedepannya dijadikan sebagai Penilaian Kinerja Guru (PKG) dan Sasaran Kerja Pegawai (SKP). Hal ini juga uapaya kita menuju Manajemen Berbasis Sekolah (MBS)," jelasnya.

Meski diakui Yendri untuk tantangan berat mewujudkan pendidikan bermutu ini masih terkendala oleh sarana dan prasarana yang ada, yakni masih kekurangan lokal kelas yang hanya dimiliki 13 lokal saja, sedangkan rombongan belajar (rombel) cukup banyak.

 "Minimal lokal yang harus kita miliki ini  20 lokal, mungkin kita bisa mempola perkelasnya sesuai standar nasional. Sedangkan untuk kekurangan sarana lain, sejauh ini masih bisa kita siasati, seperti lab IPA atau lab komputer," katanya.     

Sementara pola penerapan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), lanjut Yendri, pihaknya langsung diimplentasikan kepada  siswa agar memiliki rasa tanggungjawab dengan mengiatkan kebersihan kelas maupun lingkungan sekolah.

 "Malah setiap ketua kelas kita tugaskan mencatat siswa yang membuang sampah sembarangan yang nantinya akan diberi sanksi yang tentunya sifatnya mendidik. Begitu pula disiplin lainnya datang tepat waktu, bila dilanggar hingga tiga kali, maka orang tua yang akan kita panggil," ujarnya.

Penerapan PPK lainnya berupa pendidikan rohani membiasakan siswa sholat berjamaah, membaca yasinan, dan menghafal ayat-ayat pendek dan asmaul husna, serta lagu-lagu nasyrid dan pelajaran budi pekerti setiap hari Jumat.

"Ini telah kita terapkan sejak Oktober 2016 lalu, dan hasil evaluasi kita dapat cukup signifikan peningkatannya karakter anak lebih bagus, dan tidak ada lagi kita temukan anak berkelahi atau melanggar disiplin. Begitu pula orang tua cukup mendukung program yang jalankan sekolah," ucapnya lagi. (HK/Kus)