Kemenhub Libatkan Pihak Ketiga Kaji Pengelolaan Jembatan Timbang

:


Oleh Dian Thenniarti, Rabu, 20 September 2017 | 19:06 WIB - Redaktur: Juli - 427


Jakarta, InfoPublik - Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan menggandeng pihak ketiga terkait pengelolaan Jembatan Timbang (JT).

"Kemenhub melibatkan pihak ketiga untuk melakukan kajian dalam rangka mencari bagaimana wujud pengelolaan Jembatan Timbang yang ideal," ujar Plt. Direktur Pembinaan Keselamatan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Pandu Yunianto dalam Sosialisasi Pilot Project Pengelolaan Jembatan Timbang, Rabu (20/9).

Dalam sosialisasi tersebut, Pandu juga menyinggung soal standar ideal Jembatan Timbang yang baik kedepannya, kelayakan lokasi Jembatan Timbang saat ini dikaitkan dengan perkembangan wilayah, kota, dan jalan yang menurut dia perlu dikaji.

Lebih lanjut Pandu menjabarkan terdapat 141 jembatan timbang, 26 yang dioperasikan, dan 9 diantaranya dijadikan pilot project. Dari jumlah tersebut, terdapat 7 lokasi Jembatan Timbang yang dijadikan pilot project oleh pihak ketiga, yaitu Losarang, Wanareja, Widang, Widodaren, Seumadam, Sarolangun, Senawar Jaya. Kemudian 2 pilot project jembatan timbang dilaksanakan oleh Ditjen Perhubungan Darat yaitu Balonggandu dan Macoppa.

"Saya pribadi punya gagasan untuk memberi efek jera yaitu kendaraan yang melakukan pelanggaran muatan lebih tidak boleh melanjutkan perjalanan. Selama kendaraannya ditahan di area Jembatan Timbang, dia dikenakan charge (biaya), mungkin perjam atau gimana, ini kan kalau diakumulasi jumlahnya besar juga, saya pikir akan membuat jera," lanjut Pandu.

Terdapat 3 fungsi Jembatan Timbang, yaitu fungsi pengawasan, pencatatan dan penindakan. Fungsi pengawasan dan pencatatan akan dilakukan oleh pihak ke3. Sedangkan fungsi penindakan tetap dilakukan oleh petugas jembatan timbang dalam hal ini PPNS. Dengan pola ini, pengelolaan Jembatan Timbang tetap dikomandani oleh Kepala Jembatan Timbang, sedangkan pengoperasiannya dilakukan bersama sama dengan pihak ketiga. 

Diharapkan dengan pilot project ini nantinya dapat dihasilkan rekomendasi untuk menyusun bagimana konsep SOP (Standar Operasi Prosedur) pengelolaan Jembatan Timbang yang ideal. 

"Kalau sudah dihasilkan SOP, nanti desain dari jembatan timbang ini akan seperti apa, luas area yang dibutuhkan berapa, jenis fasilitas yang dibutuhkan apa saja. Termasuk juga mengevaluasi lokasi Jembatan Timbang, apakah masih layak, masih sesuai. Kalau tidak sesuai apakah harus ditutup atau harus direlokasi," tambah Pandu.