Simulasi Penting Untuk Siaga Menghadapi Pandemi Influenza

:


Oleh Putri, Selasa, 19 September 2017 | 14:57 WIB - Redaktur: Juli - 299


Jakarta, InfoPublik - Virus influenza jenis H7N9 sama bahayanya dengan virus flu burung (H5N1) ataupun swine influenza (H1N1). Menyikapi hal tersebut, simulasi penanggulangan virus influenza jenis H7N9 perlu dilakukan sebagai upaya kesiagaan apabila virus tersebut mewabah ke Indonesia.

Menteri Kesehatan RI Prof. Nila Moeloek, saat membuka Simulasi Pandemi Influenza H7N9 di Gedung Puspitek, Tangerang Selatan, Banten, Selasa (19/9) mengatakan kita harus mampu menghadapi wabah influenza, dan harus tetap berhati-hati dalam hal ini. 

"Kita harus mengerti keadaan iklim. Kita tidak tahu penyakit apa yang akan terjadi, namun ini merupakan wabah yang perlu kita hadapi dan harus siap semuanya, termasuk sarana, SDM, terutama mansyarakat bila terjadi wabah influenza," kata Menteri Nila.

Saat ini, keberadaan H7N9 pada unggas atau manusia tidak terkonfirmasi di Indonesia. Namun, perdagangan unggas dari China ke Indonesia maupun jalur terbang burung liar (burung migrasi) dari China yang melintas di Indonesia menimbulkan risiko masuknya H7N9.

Faktor lainnya, Indonesia adalah wilayah endemis flu burung (influenza jenis H5N1). Penyebaran dan penularan flu burung pada unggas masih sering terjadi di Indonesia dan mempunyai potensi menular pada manusia. Indonesia juga berisiko menjadi episenter pandemi influenza, baik flu burung (H5N1), flu babi (H1N1) atau virus jenis H7N9 yang dikhawatirkan mewabah ke Indonesia.

Maka dari itu lanjut Menkes, simulasi ini perlu dilakukan sebagai upaya kesiagaan mengahadapi pandemi influenza dari waktu ke waktu.

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian penyakit Kemenkes RI dr. Mohamad Subuh mengatakan simulasi ini merupakan ajang meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah, masyarakat dan sektor lain dalam menghadapi pandemi influenza.

"Simulasi ini untuk meningkatkan kemampuan segenap instansi dan masyarakat dalam kesiapsiagaan mengadapi pandemi virus influenza," kata dr. Subuh.