Menhub: Pemerintahan Jokowi-JK Fokus Ciptakan Konektivitas dan Kemakmuran

:


Oleh Dian Thenniarti, Sabtu, 16 September 2017 | 22:39 WIB - Redaktur: Juli - 408


Jakarta, InfoPublik – Dalam sembilan program Nawa Cita Presiden Jokowi - JK, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) diminta menciptakan konektivitas dan secara khusus menciptakan kemakmuran pada daerah-daerah terpencil dan terluar.

"Presiden selalu berkata, bagaimana rakyat mendapatkan pemanfaatan, bagaimana rakyat ini bersatu. Ada suatu filosofi yang ditanamkan Presiden, yaitu money follow program. Dalam konsep Nawa Cita, konektivitas itu memang suatu keharusan. Kita tidak asal membangun, jadi yang kita bangun harus bermanfaat bagi masyarakat," ujar Menhub Budi Karya Sumadi saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional Manajemen Perhubungan dan Manajemen Komunikasi Pemerintahan Indonesia di Kampus II Universitas Prof. Dr. Moestopo (Beragama), Jakarta, Sabtu (16/9).

Menhub memberikan contoh program pembangunan yang bermanfaat bagi masyarakat, yaitu Bandara Silangit yang akan diresmikan menjadi Bandara Internasional 28 Oktober mendatang. 

"Seperti Silangit. Dari belum apa-apa, dulu saya ke sana lewat jalur darat 6 jam, terus dibangun bandara, langsung lima flight dalam sehari, dan 28 Oktober nanti Bandara Silangit akan diresmikan menjadi Bandara Internasional dalam waktu satu tahun," jelas Menhub.

Selain itu, Menhub menjelaskan program pembangunan lainnya yang dilakukan Pemerintah di wilayah Maluku Utara dan Miangas, Sulawesi utara. 

"Bayangkan ada pelabuhan di wilayah Maluku paling utara Indonesia. Pemerintah bangun 3 pelabuhan di sana, yaitu pelabuhan Bicoli, Pelabuhan Tapaleo dan Pelabuhan Wayabula. Ada lagi wilayah Miangas di Sulawesi Utara. Posisinya ada di utara Sulawesi Utara. Kira-kira jarak dari Manado sekitar 400 km dan Filipina 70 km. Kalau Pemerintah tidak urus mereka, nanti bisa-bisa mereka jadi orang Filipina. Makanya Pemerintah bangun bandara di sana," lanjut Menhub.

Menhub menambahkan, Pemerintah juga mengupayakan keberadaan transportasi massal di perkotaan, seperti MRT, LRT dan BRT. "Untuk di perkotaan, tidak ada jalan lain kita harus memastikan transportasi massal itu ada MRT, LRT dan BRT - Transjakarta," tambah Menhub.

Sementara itu, Kepala Deputi IV Kepresidenan Bidang Komunikasi Politik dan Diseminasi Informasi Eko Sulistyo, menyampaikan program Nawa Cita Presiden dibuat berdasarkan Pancasila. 

"Konteks pancasila menurut saya penting sekali. Sembilan program Nawa Cita merupakan substansi komunikasi politik Presiden. Program-program kami berdasarkan pada Pancasila, khususnya aspek keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Misalnya program BBM 1 harga dan program tol laut," tutup Eko.