Sekda Sumsel Paparkan Progres Pencegahan Karhutla Hingga Agustus 2017

:


Oleh MC Provinsi Sumatera Selatan, Rabu, 6 September 2017 | 08:09 WIB - Redaktur: Tobari - 314


Jakarta, InfpoPublik - Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Selatan Nasrun Umar memaparkan progres pencegahan Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) dan kegiatan utama restorasi gambut di wilayah Sumsel dalam rapat tim pengarah teknis Badan Restorasi Gambut, Senin (4/9).

Rapat yang dipimpin langsung oleh Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) RI Basuki Hadimuljono t6ersebut, berlangsung di Gedung Utama Lt 17 Kantor Kementerian PUPR Jakarta.

Saat membuka rapat, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menyampaikan arahannya bahwa lahan gambut harus dipelihara dengan baik dan berhati-hati. Ia mengibaratkan pemeliharaan lahan gambut seperti merawat bayi yang harus dilakukan dengan penuh kasih sayang.

“Memelihara rawa dan lahan yang bergambut seperti merawat bayi yang harus penuh kasih sayang, selain itu perencanaan juga harus matang,” tegasnya.

Sekda Provinsi Sumsel Nasrun Umar menyampaikan bahwa pada tahun 2015 Karhutlah di wilayah Sumsel seluas 736.000 hektare, pada 2016 seluas 998 hektare turun 99,87%.

Dan di tahun 2017 sampai 31 Agustus 2017 operasi udara untuk pemadaman hotspot telah dilakukan bombing 3.353 kali sortir dengan 166 kali penerbangan dan jumlah air yang ditebar sebanyak 9.806 ton. 

“Helikopter yang digunakan berasal dari BNPB, 1 unit helikopter M17, 1 unit helikopter M8, helikoter Bolkow 1 unit, dan helikoter Cassa 212 unit dari TNI AU,” terangnya.

Prioritas utama kegiatan restorasi adalah pencegahan karhutla, diawali dengan pemetaan kawasan rawan karhutla skala 1:50.000 dan menetapkan 171 Desa Peduli Api (DPA).

Termasuk di dalamnya 51 Desa Peduli Gambut (DPG) dari BRG, 51 Desa Makmur Peduli Api dari Perusahaan HTI, dan 35 Kelompok Tani Peduli API (KTPA) dari Perkebunan Kelapa Sawit, dan 5 Desa Sawit Tanggap Api (DSTA) dari IDH.

Selain itu, telah dilakkukan evaluasi terhadap 45 perusahaan, evaluasi lapangan yang terdiri dari 9 perusahaan HTI dan 36 perusahaan perkebunan.

dengan kriteria, 20 perusahaan dapat dikategorikan Sangat Baik (44%), 12 perusahaan dikategorikan Baik (27%), 9 perusahaan dikategorikan Cukup (20%), 4 perusahaan dikategorikan Kurang (9%), dan tidak ada perusahaan yang dikategorikan Sangat Kurang (0%).

“Siaga darurat asap telah dimulai 1 Februari 2017 dengan dukungan 252 unit posko 4.719 orang Satgas di lapangan, dukungan dari perusahaan HTI 1 unit camera thermal dan pada kawasan konsesi dibangun 167  titik kanal blok dan 341 lokasi embung,” ungkap Nasrun Umar.

Sebelumnya, Kepala Badan Restorasi Gambut Indonesia Nazir Foead melaporkan bahwa melalui Perpres 1 / 2016, BRG diberi mandat untuk melaksanakan tugas Koordinasi dan fasilitasi pelaksanaan restorasi gambut seluas 2 juta hektare di 7 provinsi yaitu Sumsel, Jambi, Riau, Kalbar, Kalsel, Kalteng, dan Papua.

Dalam melaksanakan tugas tersebut, BRG menyusun dokumen perencanaan bernama Rencana Restorasi Ekosistem Gambut (RREG).

“Namun demikian karena alasan kebutuhan yang mendesak, maka khusus dokumen RREG tahun 2017 diganti dengan Rencana Kontingensi Restorasi Ekosistem Gambut (RK) sebagai dasar pelaksanaan restorasi gambut Tahun 2017,” terang Nazir Foead.

Dalam rapat tersebut dilaksanakan juga penandatanagan naskah kerjasama MoU antara Dirjen Sumber Daya Air dengan Deputi Konstruksi Operasi dan Pemeliharaan BRG, serta MoU antara Kapokja Kedeputian Bidang Konstruksi Operasi dan Pemeliharaan BRG (Sumatera dan Kalimantan) dengan Kepala Balai Besar Wilayah Sungai dan Balai Wilayah Sungai di Linkungan Ditjen Sumber Daya Air. ( MC Diskominfo Prov.Sumsel/TM/AN/toeb)