Penanganan Sampah Tanggung Jawab Bersama

:


Oleh MC Toba Samosir, Senin, 4 September 2017 | 05:22 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 952


Balige, Infopublik - Sampah selalu ada di sekeliling kita, namun ketika tidak ditangani dengan baik akan meresahkan bahkan mengganggu kesehatan manusia.

Lingkungan menjadi terlihat kumuh, kotor dan jorok yang menjadi tempat berkembangnya organisme patogen yang berbahaya bagi kesehatan manusia dan berpotensi sebagai sumber penyebaran penyakit.

Bagi Kabupaten Toba Samosir yang saat ini sedang berbenah menyongsong Danau Toba sebagai destinasi wisata nasional, harus mampu menangani pengelolaan sampah dimana kebersihan menjadi faktor penunjang utama dalam pariwisata.

Konsep penanganan sampah yang selama ini cenderung dianggap menjadi tugas dari dinas yang menangani kebersihan, saat ini harus berangsur bergeser menjadi tanggung jawab bersama. Pemerintah dan masyarakat perlu bergandeng tangan dalam penanganan sampah demi terjaganya kebersihan lingkungan. Hal itu disampaikan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Toba Samosir, Mintar Manurung, di ruang kerjanya, Jumat (1/9).

“Perubahan perilaku masyarakat dalam mengelola sampah menjadi sangat penting saat ini, dikarenakan dari waktu ke waktu ada kecenderungan fenomena menggantungkan pengelolaan sampah kepada petugas kebersihan. Tidak jarang kita jumpai orang membuang sampah sembarangan yang tidak pada tempatnya. Diletakkan saja di pinggir jalan protokol biar kami yang pungut, karena paling lambat jam 10 kita sudah lewat kecuali Jumat,” ujarnya seraya mengakui bahwa masih banyak masyarakat yang dijumpai kurang peduli dengan kebersihan.

Tenaga kebersihan yang ada pada Dinas Lingkungan Hidup saat ini, lanjutnya, sebanyak 72 orang yang bertugas sebagai supir, kenek dan tukang sapu untuk seluruh kecamatan yang ada di kabupaten itu meliputi Kecamatan Ajibata, Porsea, Sigumpar, Laguboti, Silaen, Habinsaran dan Balige, menurut Mintar perlu peningkatan kuantitas.

“Target 89 orang untuk 2018 yaitu tambahan penyapu siang dan penggali paret di Balige sebagai ibukota. Khusus Balige, perlu tiga orang petugas sebab sementara ini yang dimanfaatkan hanya petugas penyapu yang ada sekarang,” tuturnya.

Truk pengangkut sampah yang tersedia sebanyak 10 unit dan satu truk amrol, dikatakan masih kurang. "Untuk tahun 2018 perlu 3 sampai 4 truk sampah dan 1 amrol lagi agar mencapai seluruh kecamatan," pungkasnya. (MCTobasa/des/rik)