Begini Tips Sehat Konsumsi Daging Kurban

:


Oleh Admin, Kamis, 31 Agustus 2017 | 23:07 WIB - Redaktur: Juli - 355


Jakarta, InfoPublik - Hari raya Idul Adha menjadi momen penting untuk saling peduli dan menjunjung kebersamaan. Di hari itu pula dimaknai sebagai ungkapan simpati kepada sesama manusia terutama bagi yang tidak mampu.

Hal itu diwujudkan melalui pemotongan hewan kurban, yakni sapi dan kambing untuk kemudian dibagikan kepada masyarakat secara merata. Pada saat itu pula masyarakat berkesempatan mengonsumsi daging lebih banyak dari hari biasanya. Demikian seperti yang dilansir dalam laman Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kemenkes, Kamis (31/8).

Berdasarkan keterangan Subdit Pengelolaan Konsumsi Gizi, Direktorat Gizi Masyarakat, Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat, Kementerian Kesehatan RI, kandungan gizi daging Kambing dan Sapi (per 100 gram) terkandung 0,0 gram karbohidrat, lemak sebanyak 18,0 gram, protein 24,9 gram, dan 268,9 kalori.

Protein dalam daging tersebut berfungsi membangun dan memperbaiki jaringan tubuh, memproduksi hormon, enzim, dan zat kimia lain dalam tubuh, membentuk otot, tulang, kulit, dan darah, serta sumber tenaga (menghasilkan 4 kalori per 1 gram lemak).

Lemak pun berfungsi membantu penyerapan vitamin yang larut lemak (A, D, E, dan K) dan mineral, sumber energi (menghasilkan 9 kalori per 1 gram lemak), dan menunjang fungsi otak.

Namun demikian, kelebihan konsumsi daging kambing dan sapi akan berefek langsung, seperti merasa pusing dan mual. Beberapa penyakit degeneratif bisa terjadi bila mengonsumsi daging secara berlebihan dalam jangka panjang seperti darah tinggi, kolesterol tinggi, asam urat. Dapat juga menyebabkan kegemukan.

Ahli Nutrisi, dr. Tan Sot Yen mengatakan dalam daging kambing dan sapi terkandung lemak jenuh yang tidak baik jika dikonsumsi secara berlebih.

“Semua yang berlebih tentu tidak baik. Tidak makan daging pun stok lemak tubuh sudah banyak. Protein secukupnya, selebar telapak tangan, jika berlebih, ginjal kerja keras. Kasihan,” katanya.

Lemak pun, ujar dr. Tan, sebaiknya bukan dari gajih hewan. Lemak itu kalori nya paling tinggi. Bukan hanya menyebabkan gemuk, lemak juga sangat lambat dicerna.

Untuk mencegah hal tersebut, masyarakat diharapkan dapat mengontrol porsi makan daging di hari Kurban. Misalnya dengan memperhatikan porsi daging. Konsumsi sumber protein hewani sebaiknya beraneka ragam, tidak hanya bersumber dari daging tetapi dapat bersumber dari ikan, ayam, dan telur.

Berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang dianjurkan tahun 2013, kebutuhan protein dewasa rata-rata 65 gram perorang perhari. Daging dapat dikonsumsi 2-3 kali dalam seminggu.

Perhatikan pula cara memasak daging, sebaiknya daging dimasak secara matang sempurna. Daging yang digoreng akan menambah kadar lemak dari minyak goreng sedangkan dibakar akan berisiko menambah zat karsinogenik penyebab kanker.

Jadi, sebaiknya memasak daging dengan cara direbus dan dikonsumsi bersama dengan sayur dan buah agar seimbang.

Dr. Tan menambahkan biasakan pilih area daging yang kurang berlemak. Sengkel misalnya, hindari area perut apalagi jeroan.

“Tips nya, bagi daging ke dalam beberapa kantung plastik setelah dicuci bersih, kemudian masukkan ke freezer. Tidak harus semua dimasak sekaligus. Satu hal, jika masak dengan santan, usahakan sekali masak sekali dimakan habis. Jangan dihangatkan apalagi dimasak kembali. Santan nya sudah tidak sehat,” kata dr. Tan.

Ia mengingatkan agar utamakan Germas, makan disertai sayur, lalapan dan buah. Jika pakai nasi merah atau beras coklat tumbuk, itu jauh lebih sehat. Pilih karbohidrat tinggi serat, berwarna warni seperti umbi-umbian.

“Perlu protein nabati, tempe tahu misalnya. Tidak terkena suhu tinggi langsung, lupakan memasak dengan cara dibakar dan digoreng. Jangan lupa pula makan ikan. Apa yang ada di ikan, tidak ada dalam daging merah,” tambahnya.