Sukhoi SU-35 akan tiba di Indonesia tahun 2019

:


Oleh Yudi Rahmat, Selasa, 22 Agustus 2017 | 19:36 WIB - Redaktur: Juli - 462


Jakarta, InfoPublik -  Kementerian Pertahanan memastikan pesawat tempur Sukhoi SU-35 yang dibeli sebanyak 11 unit akan tiba di Indonesia pada 2019. Hal ini setelah pemerintah Indonesia dan Rusia sepakat melakukan imbal beli.

"Indonesia akan kedatangan pesawat tempur dengan mesin ganda tersebut pada 2019 nanti. Dua tahun ini, karena ini barang baru bukan bekas. Karena saat ini butuh waktu untuk merakit pesawat itu," ujar Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu dalam konfrensi pers di Kantor Kemenhan, Jakarta, Selasa (22/8).

Menurut Menhan Indonesia sesungguhnya ingin membeli 13 unit pesawat buatan Rusia itu. Namun itu tidak bisa dilakukan lantaran Indonesia memiliki kebutuhan lain. “Sebenarnya Indonesia bisa membeli 13 unit juga," katanya.

Menhan mengatakan, pembelian 11 unit pesawat Sukhoi SU-35 tersebut untuk meningkatkan pertahanan dan keamanan di dalam negeri. Selain itu juga untuk menggantikan pesawat F-5 Tiger. "Satu pesawat Sukhoi tersebut seharga USD90 miliar. Sehingga total harga 11 unit pesawat itu USD990 miliar," katanya.

Namun demikian Indonesia tidak akan membayar semua pesawat tersebut dengan uang, melainkan setengahnya dengan hasil bumi yang dimiliki Indonesia.

Ia menambahkan pelaksanaan imbal beli melalui G to G dan tidak ada perantara. Imbal beli pesawat ini nantinya sekitar 85 persen membantu ekspor produk Indonesia dan bukan impor saja.

"Jadi dengan alutsista kita ada nilai tambah ekspor. Selain itu kita diberi keluasaan yang kuat untuk melakukan pemeliharaan secara penuh di Indonesia.  TOT sudah diberikan," ungkapnya.

Disamping itu, dengan diberikan TOT dari pihak Rusia sehingga pemeliharaan di dalam negeri juga memberikan keuntungan yaitu dua negara Malaysia dan Vietnam yang juga memiliki Shukoi dapat melakukan pemeliharaan di Indonesia.

"Jika pemeliharaan dilakukan di Rusia sangat mahal biayanya, dan jika dilakukan di Indonesia maka bertambah nilai ekonomi bagi Indonesia," ungkapnya.

Sementara Menteri Perdangangan (Mendag) Enggartiasto Lukita mengatakan, sampai saat ini pihaknya belum merinci apa saja hasil bumi yang akan dibayar guna membeli Sukhoi tersebut. Pasalnya masih dilakukan pembahasan.