Kementan Luncurkan Dua Varietas Padi GSR Produktivitas Tinggi dan Tahan Hama

:


Oleh Baheramsyah, Selasa, 22 Agustus 2017 | 00:14 WIB - Redaktur: Juli - 673


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertanian (Kementan) meluncurkan dua varietas baru padi Green super Ice (GSR) yang memiliki produktivitas tinggi, tidak memerlukan banyak air, tahan hama dan lebih ramah lingkungan yakni Inpari 42 dan Inpari 43 dan tingkat produktivitas di atas 10 ton per hektare.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan, kita baru saja melepas varietas baru, yaitu Inpari 42 dan Inpari 43, produktivitasnya 10 ton, tahan hama serta ramah lingkungan.

“varietas baru tersebut berdaya hasil tinggi dan lebih ramah lingkungan karena mampu mengurangi penggunaan input seperti pestisida, pupuk kimia, dan air," kata Amran dalam peluncuran di sela Pengukuhan Dewan Pengurus Pusat Masyarakat Perbenihan dan Perbibitan Indonesia (MPPI) 2017-2022 di Jakarta, Senin (21/8).

Mentan menjelaskan, selain itu, varietas padi GSR juga mampu berproduksi tinggi dalam kondisi sub-optimum, seperti kekeringan dan kebanjiran (amphibi). Oleh karena itu varietas padi ini diharapkan dapat mengatasi masalah yang muncul akibat perubahan iklim global.

"Ini tahan wereng dan kekeringan, karena sekarang ada hama wereng, tapi (dengan ini) kita bisa selesaikan dengan baik," tuturnya.

Dua varietas padi Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 Agritan GSR merupakan hasil penelitian Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan). Kedua varietas ini memiliki potensi hasil sekitar 10 ton/hektare pada kondisi uji multi-lokasi. Hasil lebih tinggi dimungkinkan untuk diperoleh dengan pemberian kondisi lingkungan yang lebih optimal bagi tanaman.

Pada kondisi pemberian pupuk 75 persen dari dosis rekomendasi Pemupukan Hara Spesifik Lokasi (PHSL), kedua varietas ini masih mampu menghasilkan 5,2 ton/hektare Inpari 42) dan 6,71 ton/hektare (Inpari 43) dibandingkan Ciherang yang hanya memberikan hasil 4,7 ton/hektare karena kedua varietas tersebut didukung oleh perakaran yang dalam.

Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 Agritan GSR juga memiliki randemen beras tinggi (lebih dari 65 persen), dengan penampilan beras bening seperti kristal dan nasi pulen yang disukai kebanyakan masyarakat Indonesia. Umur kedua varietas tersebut lebih genjah 3-5 hari dari Ciherang.

Kedua varietas tersebut bertipe malai lebat dengan posisi malai di tengah daun bendera, sehingga terhindar dari serangan burung.

Pada ledakan wereng coklat tahun 2017 yang terjadi di Karawang, Indramayu, Cilacap, Banyumas, dan Kebumen, daya tahan kedua varietas tersebut telah terbukti mengalahkan varietas lain yang ditanam petani.

Benih sumber varietas Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 Agritan GSR telah diprodukdi di UPBS (Unit Produksi Benih Sumber) BB (Balai Besar) Padi dan didistribusikan kepada pihak-pihak terkait, seperti UPBS BPTP (Balai Pengkajian Teknologi Pertanian) Balitbangtan, serta produsen benih.

Hingga Juli 2017, UPBS BB Padi telah mendistribusikan benih sumber Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 Agritan GSR masing-masing sebanyak 1,4 ton dan 1,3 ton yang tersebar di Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Saat ini masih terdapat stok benih Inpari 42 Agritan GSR dan Inpari 43 GSR masing-masing sebanyak 3,5 ton dan 5,3 ton benih sumbe