FIN Komodo Bisa Menjadi Solusi Transportasi di Daerah Tertinggal

:


Oleh G. Suranto, Selasa, 15 Agustus 2017 | 20:03 WIB - Redaktur: Juli - 427


Jakarta, InfoPublik – Inovator kendaraan off road FIN Komodo, Ibnu Susilo yang baru saja meraih penghargaan Bacharuddin Jusuf Habibie Technology Award (BJHTA) 2017 dari BPPT, mengatakan FIN Komodo ini bisa digunakan sebagai alat transportasi di daerah-daerah Indonesia yang belum memiliki infrastruktur memadai.

“Kendaraan dengan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) lebih dari 90 persen ini, menjadi solusi di daerah tertinggal dari Sabang sampai Merauke,” kata Ibnu dalam acara penganugerahan  BJHTA 2017 di Kediaman mantan Presiden RI ke-3, BJ Habibie di Jl. Patra Kuningan XIII, Jakarta Selatan, Selasa (15/8).

Menurutnya, step by step FIN Komodo ini dibangun mulai awal tahun 2008 dengan produksi satu unit dalam setahun. Saat ini, FIN Komodo sudah diproduksi 120 unit per tahun. Tujuan pendirian FIN Komodo adalah membuat budaya teknologi Indonesia dengan sarana FIN Komodo, selalu melakukan R&D sendiri sampai masuk ke pasar atau konsumen.

Disebutkan, FIN Komodo ini merupakan kendaraan yang sangat lincah, nyaman, aman, ekonomis, efisien dan mudah perawatannya. Mempunyai design single platform serta dapat dimodifikasi untuk berbagai misi operasi, khususnya pada daerah tertinggal, pedesaan, perkebunan, kehutanan, pertambangan, TNI/Polri, misi kesehatan, dan tujuan rekreasi.

FIN Komodo saat ini sudah diproduksi dan dijual ke berbagai daerah di seluruh Indonesia, bahkan ekspor ke Afrika dan Malaysia.

Ia menambahkan, pihaknya terus melakukan penyempurnaan, sehingga FIN Komodo cocok dipakai di area non infrastruktur jalan raya atau bisa disebut kendaraan off road dan menembus medan yang sulit.“Saya berharap, tidak ada lagi daerah tertinggal dengan adanya kendaraan ini,” ungkapnya.

Ibnu Susilo, lahir di Lamongan 29 Mei 1961, merupakan alumni Teknik Mesin Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya (ITS), angkatan tahun 1980. Setelah lulus dari ITS dengan tugas akhir “Rancang Bangun Prototype Pesawat Terbang Ringan Model FLY-BIKE pada tahun 1987 bergabung dengan IPTN dan ditempatkan pada staf Junior engineer Sub Direktorat Aeromechanics, Bidang Preliminary Design.

Selanjutnya menjadi New Product Development, Direktorat Teknologi untuk terlibat pada proyek Perancangan Pesawat Terbang N250. Saat di IPTN selain terlibat Proyek Pesawat Terbang N250, juga terlibat beberapa proyek lain, baik sipil maupun militer termasuk proyek Mobil Nasional yang diprakarsai oleh Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) yang diberi nama MALEO.

Pada tahun 2004, Ibnu Susilo mendirikan perusahaan sendiri bernama PT. FIN KOMODO TEKNOLOGI, setelah resign dari PT, Dirgantara Indonesia. Selain mengerjakan paket pekerjaan Design dan Analysis Composite komponen dari pesawat terbang Airbus A380 dan A400M dengan Malaysia, paralel dengan itu Ibnu melakukan proses perancangan kendaraan un-conventional FIN Komodo.