:
Oleh MC Toba Samosir, Rabu, 9 Agustus 2017 | 11:02 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 14K
Balige,InfoPublik-Wafatnya DR (Hc) Sutan Radja Darianus Lungguk Sitorus pekan lalu meninggalkan kisah menarik.
Semasa hidupnya DL Sitorus, persisnya tiga tahun lalu, pengusaha sawit terkenal asal Toba Samosir itu telah memesan peti mati untuknya secara khusus. Terbuat dari kayu pohon nangka yang langka berusia 250 tahun dan dihias gorga Batak (corak ukir).Harga pembuatan peti mati ini mencapai Rp.200.000.000,-
Tunass mengatakan jika peti mati tersebut sudah dipesan jauh hari. “Tiga tahun lalu sudah dipesan beliau” ungkapnya. Sebelumnya, peti mati dengan model yang sama juga digunakan ibunda Almarhum Op. Sabar yang meninggal beberapa tahun yang lalu.
Orang yang dipilih dan dipercaya mengukir adalah Bagian Panjaitan yang sehari-harinya adalah pengukir gorga ynag membuat gorga bagi ruma adat Batak, kuburan, dan peti mati. Bagian Panjaitan, Sang Panggorga asal Desa Sitorang I, Kecamatan Silaen,Tobasa ini sudah menjadi langganan tetap DL Sitorus yang tutup usia di umur 79 tahun.
Bahan untuk membuat peti mati ini berasal dari pohon Nangka yang langka. Untuk mencari pohon ini begitu sulit , namun beruntung dapat ditemukan di daerah Sipahutar Kabupaten Tapanuli Utara. Pohon nangka cikal bakal peti mati ini diperkirakan sudah berumur 250 tahun dengan diameter sekitar 2,5 meter.
Menurut Bagian Panjaitan, proses untuk mengerjakan ini membutuhkan waktu sekitar tiga bulan untuk satu buah peti lengkap dengan corak gorga nya (sejenis ukiran-red). Sedangkan harga pembuatan satu buah peti ini menelan biaya Rp. 200.000.000.-
Tunass juga mengatakan setelah peti mati tersebut selesai dikerjakan, alm DR. Sutan Raja DL. Sitorus memesan agar peti jenazah tersebut disimpan di Lampung. “Simpan di Lampung saja agar bisa dekat dengan Jakarta dan Sumatra. Siapa tahu saya meninggal di Jakarta atau Medan. Mengambilnya kan jadi dekat” kata Tunass mengenang pesan DL Sitorus ketika itu.
Perkiraan berat peti jenazah tersebut mencapai 500 kg. Dibutuhkan 15 orang untuk mengangkat peti tersebut kedalam ruma parsaktian. Dibutuhkan kehati-hatian agar tidak sampai melukai atau menimpa mereka.(pintor/rik mctobasa/eyv)