Keluarga Miliki Kontribusi Tekan Angka Kematian Ibu Melahirkan

:


Oleh MC Provinsi Jawa Timur, Selasa, 25 Juli 2017 | 09:07 WIB - Redaktur: Tobari - 304


Surabaya, InfoPublik – Asisten Bidang Gender Kesehatan dan Pembangunan Keluarga Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Anak Budi Mardaya mengemukakan bahwa peranan suami dan keluarga, mampu membantu.

Saat ini, Angka Kematian Ibu (AKI) selama masa kehamilan, persalinan, maupun sesudah persalinan mencapai 300 orang per 100.000 kelahiran selamat. Angka tersebut merupakan tertinggi kedua seteleh Vietnam.

Hal tersebut disampaikan Budi Mardaya pada acara Advokasi dan FGD Pelambatan Laki-laki Dalam Rangka Menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) Melalui Kelompok Kerja Tetap (Pok Jatab) Gerakan Sayang ibu (GSI), di Hotel Santika Surabaya, Senin (24/7).

Dikatakannya, penyebab kematian ibu melahirkan yang masih tinggi tersebut di antaranya karena faktor penanganan medis, dan non medis. Faktor non medis karena belum maksimalnya keterlibatan keluarga dan suami yang kurang memberi pengawasan terhadap istrinya yang melahirkan.

Suami-suami, yang istrinya sedang hamil, harus paham betul apa yang harus dilakukan saat istri sedang hamil dan melahirkan. Suami punya peranan penting sebagai diri sendiri/individu yang bisa memberikan kontribusi terhadap keluarga dan kepada masyarakat serta lembaga masyarakat.

Sebenarnya pemerintah telah menetapkan prioritas program nasional melalui Forum Kajian Pembangunan (FKP) program prioritas 2017, yakni diantaranya pendidikan dan kesehatan. Diibidang pembangunan kesehatan, diantaranya peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, penanggulangan penyakit.

Untuk peningkatan layanan kesehatan ibu dan anak adalah penurunan kematian ibu. Kegiatan ini merupakan kegiatan lintas sektor yang berperan adalah di Kementerian Kesehatan. Karena lintas sektor, maka kementerian dan lembaga lain mempunyai kontribusi untuk mendukung menurunkan kematian ibu melahirkan di Indonesia.

Pemerintah juga telah mengeluarkan kebijakan gerakan sayang ibu kerjasama pemerintah dan masyarakat. Gerakan Sayang Ibu (GSI) adalah gerakan yang mengembangkan kualitas perempuan utamanya melalui percepatan penurunan angka kematian ibu yang dilaksanakan bersama-sama oleh pemerintah dan masyarakat.

GSI sebagai upaya meningkatkan sumber daya manusia dengan meningkatkan pengetahuan, kesadaran, dan kepedulian dalam upaya integrative dan sinergis. Keberadaannya diharapkan dapat menggerakkan masyarakat untuk aktif terlibat dalam kegiatan seperti membuat pemetaan ibu hamil dan donor darah serta ambulan desa.

Untuk mendukung GSI, dikembangkan juga program suami SIAGA dimana suami sudah menyiapkan biaya pemeriksaan dan persalinan, siap mengantar istri ke tempat pemeriksaan dan tempat persalinan serta siap menjaga dan menunggui saat istri melahirkan.

Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Jawa Timur Ananda Herwanto mengatakan, kematian ibu hamil sampai pasca melahirkan masih tinggi. Kondisi ini sangat memprihatinkan.

Angka kematian ibu hamil sampai melahirkan bisa menurun kalau keluarga, suami, ikut berperan ditambah asupan gizi yang cukup dan kesehatan serta kesiapan ibu sendiri untuk melahirkan. Kalau kesemuanya itu dilakukan dengan baik maka tingkat kematian ibu melahirkan akan bisa turun.

Dengan adanya kegiatan yang diikuti oleh sekitar 50 orang selama dua hari yaitu 24-25 Juli 2017 diharapkan bisa memperoleh sulusi dan masukan guna mencari jalan keluar menekan angka kematian ibu hamil sampai melahirkan di Indonesia. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-ryo/toeb)