Siswa SMAN 8 Pekanbaru Dean Fanggohans Raih Medali Emas ICHO

:


Oleh Prov. Riau, Selasa, 18 Juli 2017 | 15:42 WIB - Redaktur: Tobari - 2K


Pekanbaru, InfoPublik - Provinsi Riau pantas berbangga, pasalnya salah seorang putra terbaiknya yang saat ini menuntut ilmu di SMAN 8 Pekanbaru meraih medali Emas dalam ajang International Chemistry Olympiad (ICHO) ke-49, yang berlangsung di  Chiangmai, Thailand.

Mewakili Indonesia bersama empat siswa terbaik lainnya, Dean Fanggohans mampu membuktikan diri sebagai yang terbaik dari peserta yang berasal dari 76 negara di dunia.

Prestasi ini tentu sangat membanggakan, bukan hanya bagi keluarga dan kerabatnya, prestasi ini juga menjadi kebanggaan Gubernur Riau H Arsyadjuliandi Rachman.

Rasa bangga terhadap prestasi Dean tersebut ditunjukkan Gubernur Riau dengan langsung berkunjung ke SMAN 8 Pekanbaru pada Senin (17/7) kemarin, dan langsung juga menyerahkan reword berupa uang kepada sang juara Dean Fanggohans.

Kepada wartawan Senin (17/7), Dean bercerita sedikit tentang kiat sukses yang dirinya hingga mampu meraih medali Emas dalam olimpiade Internasional. “Apa sih makannya, kok bisa pintar sekali?” tanya seorang wartawan, dan Dean  yang baru saja meraih medali emas ini menjawab sambil berseloroh, “Indomie”.

Begitulah suasana wawancara bersama Dean, kemarin. Cair dan tidak seserius mata pelajaran yang ia tekuni selama berlomba, yaitu Kimia. Dean juga mengaku bahwa tidak ada perbedaan yang mencolok dari aktivitas kesehariannya dengan remaja lain.

Keseharian Dean tidak selalu diwarnai dengan kegiatan ulik-mengulik rumus kimia. Bahkan, ia tak mempunyai jadwal khusus untuk belajar. “Belajar itu kapan mau saja. Kita tak bikin jadwal. Minimal sampai jenuhlah. Tapi tidak terpatok pada waktu belajarnya,” kata dia.

Ditanya soal persiapannya dalam menghadapi ICHO, Dean menerangkan bahwa ia dan 30-an siswa lainnya sudah mengikuti pembinaan dari Kementerian selama 14 minggu. Pembinaan itu sekaligus penjaringan orang-orang yang mewakili Indonesia di ICHO.

Dari puluhan siswa dari seluruh provinsi, terpilih empat orang. Termasuk Dean. Agar kemampuan mereka lebih mantap Dean dan rekannya di karantina dan dilatih oleh dosen-dosen Institut Teknologi Bandung.

Persiapan yang begitu lama, bahkan sampai meninggalkan orangtua tak sia-sia. Dean berhasil meraih medali emas. Ia menyingkirkan 297 peserta dari 76 negara. Termasuk di antaranya peserta asal Amerika dan negara-negara maju di Eropa. Sementara tiga rekannya meraih medali perak.

Menurut Dean, menghadapi pelajar dari negara maju tak membuatnya takut. Ia tetap optimis menjalani lomba. Materi-materi yang diuji saat lomba juga berhasil ia kuasai. Karena sudah sesuai dengan prediksi sebelumnya saat pembinaan.

Dean juga mengaku tak terkendala meski berada di negeri orang. Karena dari segi iklim dan makanan, Thailand menurutnya tak jauh berbeda dengan Indonesia. Ia juga berupaya semampu mungkin memakai bahasa Inggris untuk berkomunikasi.

Sementara untuk soal lomba, menurutnya sudah diterjemahkan ke bahasa Indonesia. “Tipe soalnya tergolong umum. Jadi yang diuji lebih pada ketelitian, logika berpikir dan kemampuan,” kata dia.

Ditanya apa harapannya usai jadi pemenang, Dean menegaskan bahwa dalam bertanding dirinya bukan termotivasi untuk mendapat reward. “Tapi kami tidak menolak jika ada apresiasi dari negara,” ujar Dean yang mengaku bakal diundang ke istana negara bulan Agustus mendatang.

Kini, usai menjadi juara, Dean sedang fokus menjalani proses belajar di sekolah. Dia juga menargetkan bisa berkuliah di National University of Singapore (NUS) di bidang kimia. “Saya suka kimia dan bercita-cita mendirikan industri yang berkaitan dengan kimia, seperti farmasi,” ungkapnya. (MC Riau/mad/toeb)