Sinyal Kuat Swasembada Jagung Terwujud Tahun 2017

:


Oleh Baheramsyah, Kamis, 13 Juli 2017 | 15:31 WIB - Redaktur: Juli - 845


Jakarta, InfoPublik - Pada era Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman, jagung sebagai satu komoditas pangan strategis nasional, dijadikan program prioritas dan produksinya terus digenjot.

"Paramater produksi, konsumsi maupun ekspor-impor mengindikasikan ada sinyal kuat swasembada jagung terwujud pada 2017," ungkap Wieta B Komalasari, Fungsional Statistik pada Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Pertanian di Jakarta, Kamis (13/7).

Wieta mengatakan, sinyal yang pertama, terlihat dari parameter produksi selama dua tahun terakhir naik tajam. Data BPS, produksi jagung 2016 sebesar 23,58 juta ton naik 20,23 persen dibandingkan tahun 2015 (19,61 juta ton) dan tahun 2017 angka ramalan sementara 26,00 juta ton naik 10,31 persen. Peningkatan produksi selama dua tahun tersebut memberikan nilai tambah Rp 26 triliun. 

"Inilah provinsi penyumbang jagung nasional adalah Jawa Timur dan Jawa Tengah dengan share 45 persen, serata 8 provinsi berturut turut Lampung, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, NTT, Sulawesi Utara, Gorontalo, NTB dan Jawa Barat  dengan share  41 persen," ujar Wieta. 

Selanjutnya Wieta menjelaskan sinyal yang kedua, dilihat dari parameter pemenuhan kebutuhan jagung domestik. Produksi jagung ini dipastikan mencukupi kebutuhan untuk pakan ternak, konsumsi langsung, bahan baku industri makanan dan lainnya.  Kebutuhan jagung untuk industri pakan ternak sekitar 8,5 juta ton pertahun dan kebutuhan pakan uanggas rakyat 6,0 juta ton dapat dipenuhi dari jagung lokal. Sehingga terlihat neraca jagung akan surplus lebih dari 3 juta ton.

"Program peningkatan produksi jagung diikuti dengan kebijakan pengendalian impor. Hasilnya kebutuhan jagung domestik dipasok dari dalam negeri. Pada tahun 2016 total impor jagung turun 62 persen dan pada 2017 tidak impor jagung untuk pakan ternak," jelas dia.

Lebih lanjut Wieta mengatakan sinyal yang ketiga, dilihat dari kinerja Import Dependency Ratio (IDR), terlihat pada Januari-Mei 2017 rasio ketergantungan impor jagung menurun drastis dibandingkan periode sama tahun 2016.  Nilai IDR Januari-Mei 2017 sebesar 2,06 persen, menurun tajam dibandingkan Januari-Mei 2016 sebesar 6,84 persen. "Bila dirinci untuk jagung segar, IDR tahun 2017 adalah 1,38 persen turun dari 2016 sebesar 6,10 persen," pintanya.

Untuk diketahui pada data BPS, Januari–Mei 2017 tidak ada impor jagung untuk pakan ternak, pada periode tersebut total impor jagung 278 ribu ton turun 68,38 persen dari 2016 sebesar 881 ribu ton. “Nilai ekonomi dari pengendalian impor pada Januari-Mei 2017 ini saja sudah berhasil menghemat devisa Rp1,5 triliun," ungkap Wieta.

Bila dilihat dari rasio kemampuan swasembada atau SSR (Self Sufficiency Ratio) total jagung (segar dan olahan) untuk bulan Januari-Mei 2017 meningkat menjadi 98 persen dibandingkan periode sama tahun 2016.  Demikian juga untuk jagung wujud segar.  Berdasarkan nilai SSR diketahui bahwa 98 persen total kebutuhan nasional untuk jagung pipilan kering sudah dapat dipenuhi oleh produksi jagung lokal.

"Nilai IDR dan SSR ini menunjukkan kinerja komoditas jagung yang semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kinerja produksi," lanjutnya.

Selanjutnya nilai Indeks Spesialisasi Perdagangan (ISP) jagung wujud segar, sedikit meningkat dari -0,99 menjadi -0,97 di tahun 2017 pada periode bulan yang sama.  Secara total, nilai ISP jagung nasional Januari-Mei 2017 sebesar -0,88 meningkat dari 2016 sebesar -0,96. Nilai ISP ini menunjukkan bahwa jagung Indonesia masih pada taraf pengenalan dalam perdagangan. Beberapa negara eksportir yang dominan selama ini adalah Amerika Serikat, Argentina dan Brazil. 

"Satu pertanda yang baik bagi Indonesia untuk perdagangan ke depan, karena kini telah dijajaki ekspor jagung ke Malaysia dengan permintaan 3 juta ton maupun ke Pilipina 1 juta ton, yang rencananya akan dipasok dari hasil pengembangan jagung di wilayah perbatasan," katanya. 

Capaian produksi dan pengendalian impor tersebut, merupakan upaya sungguh-sungguh Pemerintah bersama semua pihak guna mewujudkan swasembada jagung.

Kementerian Pertanian menggunakan enam jurus untuk mewujudkan swasembada jagung. Pertama, program peningkatan produksi dengan mengembangkan jagung 2016 seluas 1,5 juta hektar dan 2017 seluas 3,0 juta hektar.

Kedua, menanam jagung integrasi sawit, kebun maupun perhutani. Ketiga, menjagungkan lahan tidur bersama Gerakan Pemuda Tani (Gempita).  Keempat, membangun kemitraan asosiasi Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) dengan petani jagung.

"Kelima, kebijakan perlindungan harga petani dengan harga bawah dan harga atas serta Keenam mengendalikan rekomendasi impor jagung pakan ternak dan mendorong ekspor jagung," pungkas Wieta.