BPOM Intensif Awasi Produk Pangan

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 26 Mei 2017 | 15:50 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 798


Jakarta, InfoPublik - Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) saat menggelar intensifikasi pangan dalam menyambut bulan Ramadhan dan Idul Fitri 2017 telah menemukan 152.065 kemasan makanan yang Tidak Memenuhi Ketentuan (TMK).

Temuan pada minggu pertama pe­laksanaan, petugas telah memeriksa 712 sarana distri­busi pangan. Hasilnya, masih terdapat 40 persen sarana yang dikategorikan tidak memenuhi ketentuan (TMK) karena menjual produk pangan kedaluwarsa, rusak, dan Tanpa Izin Edar (TIE).

Kepala Badan POM Penny K Lukito  mengatakan, dari jumlah 152.065 kemasan tersebut, terdiri atas 74% pangan TIE, 23% pangan kedaluwarsa, dan 3% pangan dalam keadaan rusak. “Dari seluruh sarana TMK yang diperiksa, 43 persen dari total temuan pangan TMK bera­sal dari gudang distributor/importir TMK yang berjumlah 177 sarana," ungkap Penny K Lukito dalam keterangan tertulis yang diterima , Jumat (26/5).

Penny mengatakan, operasi intensifikasi pangan dilakukan mulai 15 Mei 2017, dan terus berlanjut hingga sepekan setelah Lebaran. Intensifikasi pengawasan ini dilakukan terpadu dan sinergis bersama lintas sektor. Target intensifikasi pengawasan difokuskan pada pangan olahan tanpa izin edar (TIE), kedaluwarsa, dan rusak di sarana distribusi pangan.

Berdasarkan lokasi temuan, lanjut Penny, temuan pangan rusak ba­nyak ditemukan di Jayapura, Padang, Bandung, Aceh, dan Manokwari dengan jenis produk mentega, ikan dalam kaleng, minuman berperisa, kecap, dan susu kental manis. Temuan pangan kedaluwarsa banyak ditemukan di Ma­nokwari, Jayapura, Samarinda, Ambon dan Denpasar dengan jenis produk mi instan, bahan tambahan pangan, biskuit, minuman serbuk, dan makanan ringan.

"Sementara untuk pangan TIE banyak ditemukan di Lampung, Palembang, Mataram, Batam dan Kendari dengan jenis produk teh, garam, makanan ringan, biskuit, gula dan tepung. Untuk lebih meningkatkan kewaspadaan masyarakat terhadap potensi bahaya produk pangan TMK menjelang Ramadhan dan Lebaran, BPOM juga melaku­kan berbagai bentuk kegiatan sosialisasi serta komunikasi, informasi, dan edukasi," ujarnya.

Penny menambahkan, intensifikasi pengawasan pangan tahun 2017 akan sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Tahun ini Badan POM juga akan membuka posko-posko pengaduan dan menempatkan mobil laboratorium keliling di beberapa titik mudik, sehingga masyarakat dapat langsung melapor jika menemukan pangan yang tidak memenuhi ketentu­an.

"Pendekatan preventif lain juga dilakukan BPOM, antara lain meng­ajak pelaku usaha dan peritel untuk me­lak­sanakan tanggung jawabnya dalam menjaga keamanan dan mutu pangan sepanjang rantai distribusi," tuturnya.