Menteri Agama Berharap Ramadhan Jadi Penguatan Diri dan Bangsa

:


Oleh Wawan Budiyanto, Selasa, 23 Mei 2017 | 10:14 WIB - Redaktur: Elvira Inda Sari - 187


Jakarta, InfoPublik – Menjelang Bulan Suci Ramadhan Tahun 2017, Pemerintah akan menggelar sidang itsbat (penetapan) awal bulan puasa pada Jumat, 26 Mei mendatang. Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin mengajak umat Islam Indonesia untuk menjaga kesucian bulan puasa dengan menjadikan Ramadhan sebagai basis penguatan kualitas diri sebagai muslim, dan penguatan kebangsaan sebagai warga negara.

Menag berharap Ramadhan tidak dikotori dengan ujaran kebencian, caci maki, menghina dan memfitnah, baik dalam ruang sosial, lebih-lebih dalam ruang keagamaan. "Jangan sampai ruang keagamaan, apalagi ruang ibadah, yang bersifat sakral itu dikotori dengan ujaran kebencian yang justru dapat menghilangkan kesucian dalam beribadah," ujar Menag di Jakarta, Senin (22/5).

Menurutnya, terminologi 'Ramadhan' dalam Bahasa Arab berasal dari kata dasar 'ra-ma-dla' yang berarti 'membakar'. Hal tersebut bermakna bahwa Ramadhan merupakan bulan untuk membakar hawa nafsu, amarah, murka, caci maki dan perilaku-perilaku destruktif lainnya.

 "Jadikan Ramadhan ini sebagai ruang untuk bermuhasabah, mengevaluasi dan memperbaiki kualitas diri. Di samping dituntut untuk saleh secara individual, juga saleh secara sosial, serta mampu menjalin kedamaian di antara sesama umat manusia," sambungnya.

Dikatakan Menag, ibadah puasa dapat meningkatkan rasa kasih sayang terhadap sesama, serta sikap saling menghargai dan menghormati sesama. Menurutnya, orang yang melakukan ibadah puasa tidak akan mendapatkan balasan apa pun jika dirinya tidak mampu membangun kedamaian dalam kehidupan sosialnya.

Dalam konteks kebangsaan, keagungan Ramadhan hendaknya dimanifestasikan untuk memperteguh komitmen kebangsaan dalam merawat Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berfalsafah Pancasila.

"Momentum Ramadhan hendaknya dapat dijadikan sebagai pusat gerakan bersama dalam menegaskan dan meneguhkan kembali ideologi Pancasila sebagai basis membangun negara yang religius," ujar Menag.

"Di samping menjadikan pribadi muslim yang paripurna, Ramadhan diharapkan juga memperkuat komitmen kebangsaan sebagai warga negara," tegasnya.