Menpora Ingin Ada Terobosan Baru Dalam Kewirausahaan Pemuda

:


Oleh Astra Desita, Senin, 22 Mei 2017 | 14:25 WIB - Redaktur: Juli - 608


Jakarta, InfoPublik - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi ingin ada terobosan baru dalam program kewirausahaan pemuda, sehingga bukan hanya sekedar pelatihan dan pemberian modal.

Hal itu disampaikan Menpora saat ditunjuk sebagai Mentor pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat I Lembaga Administrasi Negara (Diklatpim I), dari Staf Khusus Bidang Ekonomi Kreatif Jonni Mardizal bersama Narasumber Deputi Didang Inovasi Lembaga Administrasi Tri Widodo Utomo, dan Pelatih Dadang Dally di Jakarta, Senin (22/5).

Imam Nahrawi menilai program Kewirausahaan ini penting bukan hanya untuk Kemenpora tetapi juga pemerintah. Namun dari sisi kuantitas belum ada keseimbangan dari jumlah pemuda, untuk itu pihaknya akan memperkuat regulasi Permenpora yang telah ada.

"Harap dikaji kembali Permen yang telah ada agar rencana regulasi berjalan baik, tidak mudah mengkombinasikan keinginan 13 stakeholder. Untuk itu harus ada payung hukum yang jelas," ucap Menpora.

Menpora juga menginginkan agar ada peraturan presiden (Perpres) untuk mengikat 13 stakeholder, agar konteks pelaku kewirausahaan adalah anak muda tetapi dari sisi permodalannya dapat di kementerian lain.

"Kami akan support dan dukung, saya harap pakem yang ada seperti pelatihan, penghargaan dan lainnya dapat dikembangkan lagi, agar peserta yang mendapat pelatihan dapat dimonitor dengan detail misalnya peluang modalnya dan sebagainya, untuk itu harus ada terobosan baru, prinsipnya kami akan bantu dan dukung dan dorong tim efektif bekerja cepat agar proyek ini ada follow up di lapangan," ungkapnya.

Menpora juga menyampaikan di 2017 Program Pemuda Magang Indonesia dengan negara lain yang sebelumnya hanya murni bertukar pikiran selama kurang lebih 10 hari, telah diubah waktunya menjadi 3 bulan.

"Selesai mereka magang di negara lain pulang ke Indonesia mereka telah memiliki jaringan yang luas, contohnya, pemuda tani yang kami berikan  penghargaan pada 2014 lalu asal dari Kabupaten Garut kini telah berhasil memajukan desanya dengan buah jeruk," ujar Menpora mencontohkan.

Staf Khusus Bidang Ekonomi Kreatif Jonni Mardizal selaku Plt Deputi Bidang Pengembangan Pemuda menilai, selama ini kewirausahaan pemuda hanya sekedar program pelatihan dan pemberian modal bagi wirausahawan usia 16-30 tahun.

Menurut Jonni, belum ada keunikan dan kekhasan, meski ada gagasan perubahan yakni reformulasi kebijakan, public awareness dan pemilihan duta wirausahawan muda. "Kondisi saat ini karakter kapasitas daya saing masih rendah, belum ada pembagian yang jelas," ungkapnya.

Selain itu ia mengatakan, pengembangan kewirausahaan masih menggunakan economic approach semata. Untuk meningkatkan implementasi perlu dirumuskan rancang bangun pengembangan kewirausahaan pemuda.

"Manfaat perubahan ini untuk pemuda, misalnya dapat timbulnya kesadaran untuk berwirausaha, manfaat untuk Kemenpora mempertegas positioning Kemenpora dalam pengembangan kewirausahaan, sehingga outputnya dibuatnya grand design dalam bentuk Peraturan Menpora," ujar Jonni.

Sementara itu Deputi Bidang Inovasi Lembaga Administrasi Tri Widodo Utomo menilai besarnya potensi pemuda. Potensi pemuda luar biasa, tahun 2014 jumlah pemuda 24,5 persen dari jumlah penduduk artinya Indonesia memiliki bonus demografi yang luar biasa.

Ia melanjutkan, hal ini juga akan terus meningkat pada 2020 hingga 2025. "Ini adalah potensi luar biasa di semua bidang misalnya di bidang olahraga, artis dan seniman, pelaku usaha dan sebagainya," tuturnya.

Untuk itu menurut Tri Widodo harus dicari caranya agar stigma pemuda berubah menjadi tahan banting, berintegritas, tidak mudah putus asa, dan target outputnya harus terukur dengan indikator dan parameter tertentu agar menunjukkan bahwa re-branding benar-benar terjadi.

"Saya mendukung jika stakeholdersnya lebih dikonkretkan siapa saja yang berkontribusi berikan peran yang jelas, jika itu dilakukan maka akan menjadi gerakan gotong royong yang luar biasa, saya juga mendukung adanya Inpres rebranding," pungkas Tri Widodo.