Singkawang Dapat Bantuan PMT Dari Presiden

:


Oleh Tobari, Selasa, 9 Mei 2017 | 10:44 WIB - Redaktur: Tobari - 339


Singkawang, InfoPublik - Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana Kota Singkawang Jukarni mengatakan, Presiden Joko Widodo telah memberikan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk warga Kota Singkawang sebanyak tiga ton.  

"Benar, Presiden RI ada memberikan bantuan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) kepada warga Singkawang," katanya, Selasa (9/5).  

Lebih lanjut Jukarni mengatakan bantuan Presiden itu sebanyak tiga ton, yang terdiri dari satu ton untuk ibu hamil, satu ton untuk balita, dan satu ton untuk anak-anak sekolah.  

"Penyerahan bantuan itu diterima secara simbolis oleh Walikota Singkawang Awang Ishak, yang diwakili Pejabat Asisten Pemerintahan Hery Apriyadi, di ruang Bumi Bertuah Gayung Bersambut Kantor Walikota Singkawang, beberapa waktu yang lalu," ujarnya. 

Jukarni menjelaskan untuk penyalurannya nanti, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan Puskesmas dan Disdik Singkawang. Tujuan dari bantuan itu adalah dalam rangka perbaikan gizi di Kota Singkawang, mengingat kasus gizi buruk di Kota Bumi Bertuah Gayung Bersambut masih ada.  

"Untuk saat ini masih ditemukan 16 kasus gizi buruk di Kota Singkawang, dan sekarang masih dalam perawatan Dinas Kesehatan Singkawang melalui Puskesmas-Puskesmas," ungkapnya.  

Menurutnya, angka ini terjadi pada tahun 2016 kemarin, yang mana kesemuanya masih dalam perawatan pihaknya. Menurutnya, kasus gizi buruk yang terjadi di Kota Singkawang disebabkan beberapa faktor, di antaranya dari penyakit bawaaan, TBC, pola asuh didik yang salah, dan lain-lain. 

Menyikapi hal itu, pihaknya pun telah melatih sebanyak 24 tenaga tata laksana gizi buruk yang ada di seluruh Puskesmas Singkawang.  "Jadi disamping memikirkan sarana dan prasarana, kita juga memikirkan SDM dengan melatih sebanyak 24 orang tata laksana gizi buruk," terangnya.  

Pelatihan itu, katanya, dilakukan selama lima hari. Sehingga petugas memahami  tata cara penanganan kasus gizi buruk. "Mereka kita bagi per tim, masing-masing tim terdiri dari tiga orang, yaitu dokter, perawat atau bidan dan petugas gizi," katanya. 

Masing-masing tim, diminta untuk turun ke lapangan guna memonitoring, mensosialisasikan, melayani dan membina masyarakat agar mau datang ke Posyandu untuk memeriksakan anak-anaknya.

Karena, sampai saat ini keberadaan 153 Posyandu di Kota Singkawang dirasakan masih belum optimal. "Padahal Posyandu sangat penting guna mengetahui perkembangan anak," ujarnya. (McSingkawang/Di/toeb).