April 2017 Jatim Inflasi 0,29 Persen

:


Oleh MC Provinsi Jawa Timur, Rabu, 3 Mei 2017 | 09:24 WIB - Redaktur: Tobari - 186


Surabaya, InfoPublik - April 2017 Jawa Timur mengalami inflasi 0,29% atau lebih tinggi dari inflasi nasional yang hanya 0,09%. Inflasi Jawa Timur pada April 2017 tersebut lebih tinggi dibanding April 2014 dan 2016 yang hanya 0,01% dan deflasi 0,25% tetapi lebih rendah dari April 2015 sebesar 0,39%.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Teguh Pramono saat jumpa pers di kantornya , Surabaya, Selasa (2/5), mengatakan, pemerintah Jawa Timur harus lebih waspada dan perlu mengambil kebijakan agar inflasi pada Mei 2017 tidak lebih tinggi dibanding April.

Karena pada Mei - Juni telah memasuki bulan Puasa dan Lebaran akan terjadi kenaikan harga yang berdampak meningkatnya inflasi.

Pada April 2017 seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) mengalami inflasi tertinggi di Banyuwangi 0,48% disusul Madiun 0,45%, Probolinggo 0,44%, Kediri 0,38%, Malang 0,35%,  Jember 0,28%, Surabaya 0,23%, dan terendah di Sumenep 0,14%.

Inflasi pada April 2017 yang cukup signifikan didorong oleh kelompok pengeluaran sandang yang mencapai 1,42% dan terendah di kelompok makanan jadi, minuman jadi, rokok dan tembakau 0,06%. Sedangkan kelompok pengeluaràn yang mengalami deflasi adalah bahan makanan 0,65% dan kesehatan 0,03%.

Komoditas utama yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi pada April 2017 di Jawa Timur adalah dicabutnya subsidi listrik daya 900 watt sehigģa tarif listrik maik, naiknya harga daging ayam ras dan bawang putih dan emas perhiasan.

Sementara komoditas yang andil terjadinya deflasi adalah turunnya harga cabe rawit,bawang merah dan makanan pokok beras. Laju inflasi tahun kalender Jawa Timur pada April 2017 mencapai 1,98%, angka tersebut lebih tinggi dibanding April 2016 yang hanya 0,34%.

Laju inflasi dari tahun ke tahun (yoy) pada April 2017 sebesar 4,41%, angka ini lebih tinggi dibanding April 2016 yang hanya 3,04%. Pada April 2017 semua ibukota provinsi di Jawa mengalami onflasi kecuali DKI Jakarta yang mengalami deflasi 0 02%.

Inflasi tertinggi di Serang Banten 0,41%, Yogyakarta 0,28%, Semarang 0,22%, Surabaya 0,23%, Bandung 0,10%.(MC Diskominfo Prov Jatim/non-ryo/toeb)