Kemenristekdikti Nilai Pengelolaan PT Belum Baik

:


Oleh Astra Desita, Kamis, 27 April 2017 | 10:26 WIB - Redaktur: Juli - 471


Jakarta, InfoPublik - Dirjen Kelembagaan Iptek dan Dikti Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Patdono Suwignjo mengatakan ada sesuatu yang salah dalam pengelolaan perguruan tinggi (PT) di Indonesia, karena sekitar 70 persen bentuknya hanya sekolah tinggi dan kebanyakan cuma memiliki satu program studi (prodi).

"PT ini bentuknya kecil-kecil, kebanyakan 60-70 persen itu bentuknya sekolah tinggi, dan cuma punya satu program studi (prodi)," katanya saat membuka Kick Off Meeting Program Pengembangan Lembaga Inkubator Bisnis Teknologi dan Pelatihan Konsep Inkubator Bisnis dan Teknologi di Jakarta, Rabu (26/4) malam.

Menurutnya, saat ini PT di Indonesia sudah terlalu banyak, pada April 2017 tercatat ada 4.529 PT, jumlah ini dinilainya terlalu besar jika dibandingkan PTN/PTS di Uni Eropa dan China.

"Bandingkan PTN/PTS kalau di Uni Eropa kalau dijumlahkan tidak lebih dari 2.000 PT, begitu juga dengan negara China yang hanya ada 2.824 PT, bandingkan dengan Indonesia jumlah PT nya dua kali lebih besar dengan negara Cina," tutur Patdono.

Ia melanjutkan, padahal jumlah penduduk China sebanyak, 1,4 miliar, atau jauh lebih besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia yang hanya 255 juta.

"Artinya jumlah penduduk Indonesia kira-kira seperlima dari jumlah penduduk China, tetapi jumlah PT nya dua kali lebih besar dari PT China. Jadi jumlah PT perkapita Indonesia sepuluh kali lebih banyak dari China," ujar Patdono.

Namun menurutnya, APK PT di Indonesia paling rendah dibandingkan dengan negara-negara Asia, APK saat ini baru mencapai 31,5, sedangkan APK Thailand sekitar 50, kemudian Malaysia 40, Singapura, 78 dan APK Korea 98,4. "Jadi setiap 1.000  kepala orang Malaysia, sebanyak 984 orang yang  mengenyam pendidikan tinggi," ungkapnya.

Patdono mengungkapkan, hal ini terjadi karena dinilai ada sesuatu yang salah dalam pengelolaan PT di Indonesia. Disebutkan setiap tahunnya banyak diantaranya satu prodi di PT hanya menerima mahasiswa tidak lebih dari 15, sekolah tinggi tersebut ada yang menerima 50-70 mahasiswa dalam setahun, sehingga PT tersebut tidak bisa menyelenggarakan pendidikan dengan baik.

"Karena tidak mungkin PT tersebut bisa menyelenggarakan pendidikan tinggi dengan standar minimum yang disyaratkan Kemenristekdikti dengan jumlah mahasiswa tersebut," katanya.

Selain jumlah perguruan tingginya banyak, dan kecil-kecil, mutunya juga belum baik. Dari 4.529 PT yang terakreditasi A baru 529, akreditasi B sekitar 1.000, yang terakreditasi C dan tidak terakreditasi sekitar 3.300. "Jadi yang 75 persen tidak terakreditasi maupun terakreditasi C," pungkas Patdono.