Genjot Produksi Ikan Hias, KKP Masih Andalkan Jatim

:


Oleh MC Provinsi Jawa Timur, Rabu, 19 April 2017 | 14:26 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 1K


Surabaya, InfoPublik - Potensi besar sumberdaya ikan hias nasional, menjadi nilai strategis bagi Indonesia menggenjot penerimaan negara dari sumber devisa atas ekspor ikan hias Indonesia.

Untuk mewujudkan Indonesia sebagai produsen dan eksportir ikan hias terbesar dunia, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Ditjen Perikanan Budidaya menggenjot volume produksi ikan hias nasional. Tahun 2017 diproyeksikan mencapai 2,1 milyar ekor dan hingga tahun 2019 ditargetkan menjadi 2,5 milyar ekor.

Direktur Jenderal Perikanan Budidaya, Slamet Soebjakto, Rabu (19/4) mengatakan, sebagai negara tropis dengan potensi sumberdaya kelautan dan perikanan yang melimpah termasuk didalamnya potensi ikan hias, tidak heran saat ini Indonesia dijuluki sebagai “Home of Hundreds Exotic Ornamental Fish Species”.

Untuk mencapai target produksi ikan hias nasional tersebut, KKP akan menggenjot produksi pada sentra-sentra produksi ikan hias dan mengembangkan kawasan-kawasan potensial lainnya. Menurutnya, saat ini sentral-sentral ikan hias nasional masih didominasi oleh Propinsi Jawa Timur, Kalimantan Barat, Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jambi, Banten, Maluku, dan Papua.

Dengan nilai Rp 579 milyar rupiah, Jawa Timur merupakan penyumbang terbesar nilai produksi ikan hias nasional yaitu sebesar 20% dari total total nilai produksi nasional pada tahun 2015 yang mencapai angka Rp 2,8 trilliun rupiah.

Adapun penyumbang terbesar berasal dari ikan hias air tawar sejumlah lima sepesies antara lain Platy, baster, komet, cupang dan koi sebanyak 392 juta ekor. Sedangkan ikan hias laut, ikan nemo menempati posisi tertinggi dengan angka produksi sebesar 307 ribu ekor, disusul kemudian kuda laut, mandarin fish, banggai cardinal, dan blue devil.

Ditanya mengenai strategi bagaimana menggenjot produksi ikan hias nasional, Slamet menjelaskan bahwa dalam upaya pencapaian produksi, mutu dan nilai perdagangan ekspor, Pemerintah melalui Kemenko Bidang Kemaritiman akan mendorong asosiasi ikan hias dan penyelenggara jasa transfortasi untuk bekerjasama secara terpadu mewujudkan Indonesia sebagai produsen dan eksportir ikan hias terbesar dunia.

Menurut Slamet setiadaknya ada 8 langkah-langkah strategis yang akan dilakukan yaitu : (1) peningkatan mutu melalui penerapan SNI dan CBIB Ikan Hias; (2) peningkatan produksi ikan hias, khususnya ikan koi dengan aplikasi vaksin, hormone, vitamin; (3) mendorong konservasi dan perlindungan habitat ikan asli Indonesia; (4) penguatan promosi dan pemasaran (branding); (5) pelayanan terpadu satu pintu; (6) meningkatkan kelancaran perdagangan dan transportasi; (7) penyeragaman data dan informasi produksi dan distribusi ikan hias; dan (8) pengawasan dan penegakan aturan.

Khusus kebijakan yang telah dijalankan oleh Ditjen Perikanan Budidaya dalam meningkatkan produksi ikan hias Koi, yaitu dengan program “Koidi” berupa membudidayakan ikan hias dipadukan dengan cara bertanam padi, menggunakan minagrow dan vaksin.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pendapatan tertinggi RTP (Rumah Tangga Pertanian) di sektor agribisnis adalah RTP Budidaya Ikan Hias sebesar Rp 50.848.000/tahun dan produksinya terus meningkat setiap tahunnya. Tahun 2015 tercatat volume produksi ikan hias nasional menembus angka 1,314 Miliar ekor. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-jal)