2017, Kekerasan Perempuan Dan Anak Meningkat Di Batam

:


Oleh MC Kota Batam, Rabu, 12 April 2017 | 10:50 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 643


Batam, InfoPublik-Kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat di tahun 2017. Berdasarkan data tim terpadu pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak Kota Batam, hingga Maret 2017 ada 27 kasus. Sedangkan pada periode yang sama tahun sebelumnya hanya tercatat tujuh kasus.

Hal ini terungkap dalam kunjungan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Yohana Susana Yembise ke Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) di Sekupang Batam, Senin (10/4).

Pada kesempatan tersebut, Yohana meminta agar dibentuk satuan tugas anti kekerasan di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). "Kita perlu mengajak semua masyarakat, dari berbagai elemen untuk sama-sama memperhatikan lingkungan sekitar,"ujarnya.

Batam sebagai daerah perbatasan, kata dia, sangat seksi untuk pelaku kejahatan perdagangan manusia atau human trafficking. Sehingga pemerintah daerah harus peka terhadap situasi ini. Selain itu juga masih banyak anak-anak yang dipaksa untuk bekerja.

"Saya ingatkan, tidak boleh ada anak yang bekerja, setiap anak harus sekolah. Menyelamatkan satu anak kita dapat menyelematkan bangsa ini," ujarnya.

Selain meninjau, Yohana juga mengevaluasi P2TP2A Batam. Ia ingin memastikan kondisi shelter tersebut untuk nantinya menurunkan bantuan. Ia berharap bantuan yang diberikan dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Ketua Tim Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kota Batam, Marlin Agustina Rudi mengatakan saat ini kekerasan di Kota Batam mulai meningkat lagi. Sebagian besar masalah yang terjadi dilatarbelakangi kondisi perekonomian.

"Kami meminta Ibu Menteri agar adanya pelatihan dan sosialisasi bagi masyarakat yang dapat menambah pengetahuan dan kesadaran, sehingga mengurangi kekerasan dan perdagangan perempuan dan anak di Kota Batam," pinta Marlin. (MC Batam Kartika/Eyv)