Menhan Resmikan KRI Raden Eddy Martadinata 311

:


Oleh Yudi Rahmat, Sabtu, 8 April 2017 | 14:16 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 2K


Jakarta, InfoPublik -  Menteri Pertahanan RI Jenderal TNI (Purn) Ryamizard Ryacudu didampingi Panglima TNI Jenderal TNI   Gatot   Nurmantyo  dan Kepala   Staf Angkatan  Laut (Kasal) Laksamana TNI Ade  Supandi, meresmikan dan mengukuhkan Kapal Perang KRI R.E Martadinata – 331,  di Dermaga Pondok Dayung TNI AL, Jakarta Utara, Jumat (7/4).

KRI ini  merupakan kapal pertama  proyek kapal  SIGMA 10514  PKR (Perusak Kawal   Rudal)   yang   penandatanganan   kontraknya   dilakukan   oleh   Departemen Pertahanan Indonesia dengan perusahaan kapal Belanda, Damen Schiede Naval Ship Building (DSNS).

Kapal   ini   memiliki  spesifikasi   panjang   105,01   meter,   lebar   14,02   meter,   draft termasuk sonar 4,23 meter, full load   5,72 meter, dengan bobot penuh 2.946 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 28 knot. Adapun persenjataan yang dimiliki oleh KRI R.E Martadinata – 331 antara lain Meriam utama OTO Melara 76 mm Super Rapid Gun yang dalam kondisi bertempur di bawah kubah, meriam dengan reaksi super cepat ini bisa disiapkan 80 peluru siap tembak. Lalu ada Rudal Exocet MM40 Block 3 yang jarak
jangkaunya bisa sampai sejauh 180-200 km.

Selain itu juga ada Rudal Anti Serangan Udara Mica yang merupakan rudal yang dirancang untuk bisa dioperasikan dalam waktu singkat dan beroperasi di segala cuaca serta dapat menyergap sasaran sejauh 20-25 km dengan ketinggian 9144 meter.  KRI ini   juga   dilengkapi   dengan   

Pengecoh   Rudal   Terma   SKWS   DLT   –   12T,   merupakan perangkat yang memiliki kemampuan membelokkan arah rudal, mengacaukan sensor rudal, mengacaukan jammer hingga mengecoh sinar infra red dan frekuensi radio yang digunakan rudal udara ke permukaan.

Torpedo A – 244S,  merupakan jenis  torpedo  ringan berpandu yang   memiliki kemampuan khusus dapat mengincar sasaran di perairan dangkal serta Meriam Close In Weapon System  (CIWS) Millennium 35 mm untuk menangkis serangan udara dan ancaman permukaan jarak dekat.

Menurut Menhan, masuknya   KRI   Raden Eddy Martadinata – 331 ke jajaran TNI AL sesuai dengan rencana Minimum Essential Force TNI.  Proses   pengadaan   dilakukan   dengan   prinsip-prinsip   akuntabilitas   dan transparansi, serta  mewujudkan  kemandirian industri  pertahanan Republik Indonesia yang mampu memperkuat keterpaduan operasional antara sistem senjata antar matra.

Nama   Raden   Eddy   Martadinata   pertama   kali   diabadikan   pada   tahun 1974 sebagai nama KRI Fregat kelas Samadikun  dengan nama KRI Martadinata-342 yang sebelumnya merupakan kapal eks AL Amerika Serikat dari jenis Destroyer Escort (DE) yang   diserahterimakan   pada   31   Januari  1974.   Kiprah   penting   KRI   Martadinata-342 salah   satunya   adalah   saat   melaksanakan   tugas   pengawalan   terhadap   operasi pendaratan amfibi  di Timor Timur dalam rangka  gelar Operasi Prihatin dan  Operasi Seroja pada tahun 1975.

Menhan meminta seluruh prajurit pengawak KRI Raden Eddy   Martadinata   –  331   agar   merawat   kapal   dengan   sebaik-baiknya.   “Kepada Komandan KRI Raden Eddy Martadinata – 331 dan seluruh prajurit pengawak, kalian harus bangga terpilih menjadi pengawakan KRI. Saya instruksikan untuk merawat kapal ini harus dengan penuh tanggung jawab”, ujarnya