Pemkot Malang Terus Dorong Pertumbuhan Ekonomi Kreatif

:


Oleh MC Kota Malang, Selasa, 4 April 2017 | 15:49 WIB - Redaktur: Tobari - 329


Malang, InfoPublik - Komitmen membangun Kota Kreatif terus ditunjukkan Pemerintah Kota Malang. Wakil Walikota Malang Drs. Sutiaji saat menjadi pemateri dalam diskusi terbuka 'Parade Perca' di Gedung Kompas Malang, Senin (3/4), menuturkan bahwa tugas utama pemerintah adalah mendorong peningkatan ekonomi masyarakat.

Menurutnya, kehadiran beberapa komunitas yang bergerak pada bidang ekonomi kreatif merupakan hal yang sangat positif, dan pemerintah harus ikut andil dalam memberi dorongan. "Kita terus berupaya membangun ekonomi masyarakat. Karena kalau ekonominya baik, maka kualitas demokrasi juga akan meningkat," kata Sutiaji.

Tugas utama pemerintah, tambahnya, tak lain adalah membuat masyarakat hidup sejahtera dan layak. "Karena itu tugas kita adalah menjadi fasilitator bagi para pengusaha yang bergerak di bidang ekonomi kreatif," jelasnya.

Terkait kerajinan olahan kain perca yang digagas Komunitas Malang Patchwork and Quilts (Mapaquilts), Sutiaji mengaku sangat mengapresiasi dan pemerintah akan memberikan fasilitas, baik lahan hingga akses bantuan modal dan pinjaman dari Perbankan seperti diatur dalam UU No. 2 Tahun 2012.

"Komunitas Mapaquilts dan komunitas kreatif lainnya sangat positif keberadaannya, dan yang perlu dibangun adalah tempat khusus untuk workshop. Dimana nantinya seluruh industri kreatif dan olahan berkumpul di satu tempat dan dapat mengembangkan kreasinya bersama," ungkapnya.

Atas nama Pemerintah Kota Malang, Sutiaji juga memberikan penghargaan kepada Komunitas Mapaquilts dan juga Kompas yang telah turut membantu menumbuhkan ekonomi kreatif.

“Hari ini kita semua sudah mulai mengurai dan menyadarkan banyak orang bahwa kita harus sudah memulai apa yang kita canangkan, bukan hanya sekadar omongan saja. Ketika saya tadi berkeliling melihat produk dari Mapaquilts, terasa luar biasa sekali hasil-hasil kreasi di sini,” ucapnya.

Diskusi terbuka 'Parade Perca' ini juga turut mengedukasi masyarakat bahwa sampah yang semula dianggap sebagai momok, bisa disulap menjadi barang yang memiliki nilai ekonomi. (say/yon/toeb)