Kawasan Pulau Batam Dapat Mendorong Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Barat

:


Oleh Irvina Falah, Sabtu, 25 Maret 2017 | 21:07 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 748


Batam, InfoPublik - Secara geografis pulau Batam lokasinya sangat berdekatan dengan Singapura. Hal ini merupakan salah satu potensi kawasan Pulau Batam sebagai pendorong utama pertumbuhan ekonomi di Indonesia bagian barat. 

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat membangun berbagai infrastruktur untuk mengantisipasi pertumbuhan Batam ke depan. 

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan pada 2017, Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran bidang jalan dan jembatan di Kepulauan Riau sebesar Rp 160 miliar. Dana tersebut digunakan selain untuk pemeliharaan rutin jalan, juga untuk pembangunan lanjutan overpass Simpang Jam, rehabilitasi Jembatan Barelang dan pelebaran sejumlah ruas jalan.

Overpass Simpang Jam, dibangun sejak 2016, untuk mengurai kemacetan dengan anggaran Rp 180 miliar. Progresnya saat ini mencapai 65 persen dan ditargetkan rampung pada November 2017.

"Selain itu kita juga akan melakukan Rehabilitasi Jembatan Fisabilillah atau Barelang I, yang akan dilaksanakan tahun ini dengan anggaran Rp 30 miliar," tambah Menteri Basuki disela kunjungan Presiden RI Joko Widodo ke lokasi pembangunan Bendungan Sei Gong, Batam, Kepulauan Riau (23/3).

Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Wilayah III Junaidi mengatakan Kementerian PUPR juga tengah melakukan studi kelayakan pembangunan jalan sepanjang 13 Km untuk mendukung pembangunan permukiman nelayan di Natuna. 

Sedangkan untuk bidang sumber daya air, di tahun 2017 dianggarkan Rp 340 miliar yang diantaranya akan dialokasikan untuk pembangunan Bendungan Sei. Gong, irigasi di Natuna, dan pembangunan 2 embung di Bintan. Sedangkan di bidang perumahan akan dibangun 3 rumah susun yang masing-masingnya membutuhkan anggaran sekitar Rp 8-10 miliar.

Direktur Jenderal Sumber Daya Air Imam Santoso mengatakan Bendungan Sei. Gong akan menampung 11,8 juta meter kubik dan mampu mengairkan air baku sebesar 400 liter per detik. Penyelesaiannya dipercepat dari semula akhir 2018, menjadi pertengahan 2018 dengan menambah jam kerja 3 shift per hari selama 7 hari dan penambahan alat. 

Suplai air baku di Pulau Batam utamanya memang berasal dari bendungan atau embung. Untuk antisipasi kebutuhan air baku dimasa mendatang, Kementerian PUPR mencari lokasi yang memiliki potensi untuk dibangun tampungan air baru untuk mengantisipasi peningkatan kegiatan ekonomi dan pertumbuhan penduduk di pulau tersebut. 

Sementara itu anggota Komisi V DPR RI Nusyirwan Soedjono mengatakan ketersediaan  infrastruktur di Batam sudah cukup banyak dan siap mendukung perekonomian Batam sehingga lebih berdaya saing. 

"Infrastruktur di Batam sangat banyak dan besar kapasitasnya diantaranya bandara, jalan raya, bendungan dan lain lain. Dengan infrastruktur yang ada menjadi modal bagi Batam untuk bisa tumbuh paling tidak bisa seperempat dari ekonomi Singapura," tutur Nusyirwan.

Lebih lanjut dirinya mengatakan, saat ini adalah momentum yang tepat untuk memanfaatkan potensi di Batam dan mendorong pertumbuhan ekonomi di sekitarnya seperti kawasan Kepulauan Riau dan Pulau Sumatera agar masyarakatnya lebih makmur dan sejahtera.(*)

Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR