TripAdvisor Muliakan Bali sebagai Destinasi Terbaik Dunia 2017

:


Oleh Irvina Falah, Kamis, 23 Maret 2017 | 09:55 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 696


Bali, InfoPublik – Bali kembali mengembalikan kepercayaan diri bangsa Indonesia untuk menjadikan Pariwisata sebagai core economy negeri. Website spesialis travel provider paling terpercaya dan paling popular di dunia, TripAdvisor, Inc menempatkan Bali sebagai The World’s Best Destinasion with Travellers Choice, dan secara otomatis juga terbaik di Asia. “Terimakasih saya ucapkan kepada travellers dari seluruh penjuru dunia, yang sudah mereview positif tentang Bali, sehingga menjadi destinasi terbaik dunia,” kata Menpar Arief Yahya, di Nusa Dua, Bali.  

Bali, mengalahkan kota-kota besar dunia yang selama ini menjadi ikon pariwisata global. Urutannya, nomor wahid Bali (Indonesia), London (UK), Paris (Prancis), Roma (Italia, New York (USA), Crete (Yunani), Barcelona (Spanyol), Siem Reap (Cambodia), Prague (Ceko), Phuket (Thailand). “Kami bangga, Bali Indonesia semakin memperkuat confidence untuk percepatan membangun pariwisata sebagai leading sector dan core economy bangsa,” jelas Menteri Arief. 

Di level Asia, Lombok juga tampil di posisi ke-9 besar. Ini juga cukup melegakan Menpar Arief Yahya yang Mantan Dirut PT Telkom Indonesia itu. Lombok dalam dua tahun ini di-drive dengan label branding “Wisata Halal”, dan sudah dua tahun berturut-turut juga juara dunia. Tahun 2015 lalu pertama kali Lombok menjadi World’s Best Halal Destination dan World’s Best Halal Honeymoon. 

Tahun 2016 juga mengantungi tiga awards sekaligus. Yakni The World’s Best Halal Honeymoon Destination untuk Sembalun, The World’s Best Halal Beach Resort di Novotel Kuta Mandalika, dan World’s Best Halal Travel Website. “Ini juga membanggakan, Lombok tampil di 9 besar destinasi terbaik Asia,” aku Menpar Arief Yahya.

Ke-10 Besar destinasi terbaik Asia itu, nomor 1 Bali (Indonesia), lalu disusul Siem Reap (Cambodia), Phuket (Thailand), Hoi An (Vietnam), Kathmandu (Nepal), Hanoi (Vietnam), Ko Samui (Thailand), Bangkok (Thailand), Lombok (Indonesia) dan Bangkok (Thailand). Communications Director of TripAdvisor, Janice Lee Fang mengatakan, “Bali menjadi destinasi favourit banyak travellers sepanjang tahun, 12 bulan.” 

“Website kami membantu travellers dari seluruh dunia, untuk menemukan apa saja di Pulau Bali dengan TripAdvisor. Harapan kami, mereka men-share pengalaman dan sensasi istimewa selama berlibur, untuk berbagi info dengan travellers lain, agar punya mimpi untuk datang ke Bali,” jelas Janice. 

Sebagai orang digital, Arief Yahya tahu persis, bahwa review atau komentar wisatawan mancanegara (wisman) dan wisnus ke TripAdvisor itu sangat organic. Era digital, orang berkeluh kesah atau memuja muji, melalui media online, dan media social. Kalau baik, nyaman, menyenangkan, mereka akan share apa adanya dan tanpa bebas. Pun juga kalau ada sesuatu yang menyebalkan, mereka pun leluasa tanpa sensor untuk “laporan” melalui media social itu.

“Kalau sudah diapresiasi netizen di TripAdvisor, sudah hampir pasti itu terpercaya dan akan mempengaruhi travellers lain untuk datang ke sana. Yang dikomentar biasanya atraksi, destinasi wisata, alam, budaya, dan lainnya. Lalu amenitas, seperti hotel, resort, akomodasi, restoran, café, tempat nongkrong, dan lainnya. Dan akses, sarana transportasi, airlines, rent a car, kapal penyeberangan, kemacetan, dan lainnya,” kata Menpar Arief yang pakar digital itu. 

TripAdvisor adalah platform digital yang memang didesain untuk travellers, turis, dengan informasi lengkap dan detail soal atraksi, amenitas dan akses. Persis seperti  yang selalu diingatkan Menpar Arief Yahya dalam strategi Pengembangan Destinasi Pariwisata Indonesia, dengan rumus 3A. “Inilah pentingnya kita mengacu pada global standar. Kriteria yang sudah mendunia dan dipercaya oleh bangsa dari manapun juga. Karena jika ingin menjadi global player, kita harus menggunakan global standart,” jelas Arief Yahya. 

Sejak dilantik jadi Menteri Pariwisata oleh Presiden Joko Widodo, Arief Yahya memang sudah menetapkan tiga greaters, yang bakal dipromosikan besar-besaran di mancanegara. Yakni Great Bali, Great Jakarta dan Great Batam. Itu pun sempat banyak kritik, dengan isu pemerataan, karena Indonesia itu punya 34 provinsi dan 514 Kabupaten/Kota. Indonesia bukan hanya Bali, Jakarta dan Kepri saja. Namun, pemikiran Arief Yahya kala itu terbukti benar saat ini, bahwa untuk membangun brand Wonderful Indonesia, itu harus ada prioritas dulu. 

Mengapa priotitasnya jatuh pada tiga greaters itu? Jawabannya, 90 persen wisman itu masuk melalui 3 pintu utama itu, Bali 40%, Jakarta 30%, Kepri (Batam-Bintan) 20%. Maka 3 greaters itu digenjot dulu, sambil menaikkan branding Wonderful Indonesia. Tahun 2015 ketika sukses menaikkan brand hingga nomor 47 dunia versi Travel and Tourism Competitiveness Index World Economic Forum, dari posisi N/A not available dari 141 negara, Arief Yahya baru meluncurkan 10 Top Destinasi. Itupun diendors dengan istilah “10 Bali Baru.”

Sekarang semua itu sudah terjawab, dan tidak ada perdebatan lagi. Semua sudah terbukti. “Karena itu materi promosi di semua travel mart, di channel TV seluruh dunia, di outdoor-indoor di Amsterdam, di black cab taxi London, double decker bus London, bus Pariwisata Paris, trem Melbourne, stasiun dan airport Tokyo, sampai di ikon Pariwisata Times Square New York pun menggunakan ikon Bali, sambil mempromosikan Borobudur untuk ikon Joglosemar, Danau Toba untuk ikon Sumut, dll,” jelas Arief Yahya.

Menpar yang asli Banyuwangi ini juga sudah menetapkan Bali sebagai tourism hub. Terminal pertama wisman masuk ke Indonesia. Setelah menikmati keindahan dan tradisi budaya Bali, mereka baru diendors untuk melihat beyond Bali. “Karena itu, bottlenecking di akses menuju Bali harus segera ada solusi. Kapasitas Bandara harus ditambah, pelabuhan cruise dan marina yacht harus dibangun. Kalau pintunya lebar, maka jumlah orang yang masuk juga bisa lebih banyak,” kata Marketeer of The Year 2013, versi MarkPlus itu.  

Lalu bagaimana mempertahankan agar Bali tetap berada di posisi puncak? Menjadi best destinastion selama mungkin? “Soal atraksi saya tidak khawatir. Kekuatan Bali ada di budaya. Dan budaya itu, semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan. Saya tidak pernah meragukan reputasi Bali dalam hal menghidupkan tradisi dan budayanya,” ungkap dia. 

Tugas Menpar Arief saat ini adalah meratakan agar Bali tidak berat selatan. Keramaian dan keindahan Bali juga didistribusikan ke Utara dan Barat. “Karena 60% orang datang ke Bali dan Indonesia untuk budaya, saya optimis. Budaya itu filosofinya, semakin dilestarikan, semakin mensejahterakan!” pungkas Arief Yahya.(*)

Sumber: Kemenpar