Kemhan RI Gelar Seminar Bela Negara ke Mahasiswa Untad

:


Oleh H. Roy Setiawan, Rabu, 22 Maret 2017 | 08:42 WIB - Redaktur: Kusnadi - 614


Palu, InfoPublik – Dirjen Strategi Pertahanan Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI menggelar Seminar Bela Negara di Kampus Untad (Universitas Tadulako) Palu pada Selasa (21/3). Pada kesempatan itu, Asisten Pemerintahan, Hukum dan Politik Moh. Arif Latjuba mewakili Gubernur Sulawesi Tengah Longki Djanggola menyampaikan materi seminar.

Arif Latjuba pada kesempatan itu menekankan kepada pada peserta khususnya mahasiswa akan pentingnya penanaman rasa nasionalisme yang tinggi untuk menangkal berbagai ancaman yang dapat mengganggu kestabilan dan keutuhan hidup berbangsa bernegara di Indonesia.  

“Hanya dengan semangat gotong royong, rasa cinta tanah air, dan kesadaran bela negara, serta wawasan mengenai kesatuan bangsa, telah mampu menjaga dan menegakkan kemerdekaan NKRI sampai sekarang,” tegasnya.  

Sementara, akademisi Untad Dr. Hasan Muhammad selaku pemateri memandang bela negara sebagai hak dan kewajiban warga negara yang tak tergantikan tanpa kecuali bagi kaum muda, para mahasiswa. Ia lalu membandingkan kondisi saat ini dengan masa lalu.

“Jika mahasiswa Untad dahulu belum ikut latihan bela negara, maka tidak akan diwisuda, akan tetapi saat ini mahasiswa yang akan diwisuda cukup lulus mata kuliah Pendidikan Kewarganegaraan. Jika dirasa kurang atau ingin menambah wawasan tentang bela negara atau wawasan kebangsaan maka mahasiswa dapat mengikuti Resimen Mahasiswa (Menwa),” beber dia.

Sementara itu, pemateri yang lain, Kasrem 132/Tadulako Letkol (Inf) Andrian Susanto menegaskan program bela negara tidak sama dengan wajib militer yang diterapkan di negara-negara lain, contohnya di Korea Selatan.

Letak perbedaannya adalah bela negara bertujuan membangun pemahaman awal akan esensinya, setelah itu barulah peserta dilatih kemampuan teknis di lapangan.

“Bela Negara adalah menyerap hal positif yang ada dalam dunia militer misalnya, kedisiplinan guna mengantisipasi ancaman dan hambatan,” ujarnya.

“Indonesia mempunyai wilayah yang sangat luas dan penduduk yang sangat banyak tetapi jumlah tentaranya hanya 250 ribu, tentu saja bela negara bagi seluruh rakyat mempunyai peranan yang sangat penting,” tegasnya menambahkan.

Di bagian akhir seminar, Kolonel Nofri Rifai selaku perwakilan Kemhan RI menegaskan perlunya program bela negara untuk meningkatkan nasionalisme khususnya di kalangan pemuda yang mulai luntur, disebabkan oleh perubahan zaman.

“Globalisasi membuat generasi muda cenderung menyerap budaya negatifnya saja dan hal ini perlu ditanggulangi dengan menanamkan rasa nasionalisme,” pungkasnya.   (Mc Prov. Sulteng/Kus)