Kerugian Banjir Longsor Kabupaten Limapuluh Kota Rp252,9 M

:


Oleh H. A. Azwar, Senin, 13 Maret 2017 | 07:57 WIB - Redaktur: Juli - 595


Jakarta, InfoPublik - Bencana selalu menimbulkan dampak yang merugikan, baik korban jiwa maupun ekonomi. Begitu pula halnya bencana banjir dan longsor yang terjadi di Kabupaten Limapuluh Kota Provinsi Sumatera Barat pada Jumat (3/3).

"Kerugian dan kerusakan ekonomi diperkirakan sekitar Rp252,9 miliar yang meliputi bidang pendidikan, pertanian, pekerjaan umum, perikanan, kesehatan, dan perdagangan," ungkap Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Minggu (12/3).

Menurutnya, kerugian ekonomi ini diluar dari korban jiwa 8 (delapan) orang meninggal dunia dan 3 orang luka berat yang tidak dapat untuk dikuantifikasi nilainya. Dampak kerusakan akibat banjir dan longsor cukup luas meliputi 3.482 rumah terendam, di 11 kecamatan yang meliputi 40 Nagari.

"Saat ini seluruh korban meninggal telah dikembalikan kepada keluarganya. Untuk korban luka berat yang dirawat di RSUD Adnaan WD Payakumbuh telah kembali ke rumahnya masing-masing, " ujar Sutopo.

Sutopo menambahkan, secara umum penanganan darurat berjalan dengan cukup baik melalui koordinasi lintas sektor terkait berjalan dengan baik. Masa tanggap darurat hingga 16 Maret 2017. BNPB terus mendampingi BPBD dalam penanganan darurat.

Untuk meningkatkan ekonomi lokal masyarakat, mengingat selama bencana masyarakat tidak dapat bekerja sehingga tidak memiliki penghasilan maka pemerintah memberikan bantuan cash for work. BNPB memberikan bantuan Rp50 ribu per hari selama 10 hari kepada 3.482 KK yang rumahnya terdampak langsung banjir dan longsor.

"Total bantuan cash for work sebesar Rp1,74 miliar. Kegiatan cash for work antara lain kerja bakti lingkungan dan permukiman, perbaikan darurat sarana prasana lingkungan, dan sebagainya," katanya.

Jalan nasional yang putus di km 187 sudah bisa dilalui kendaraan besar sehingga jalur distribusi untuk ekonomi sudah bisa berjalan. Komunikasi melalui sinyal seluler di Kecamatan Pangkalan  sudah aktif kembali dan di Kecamatan Kapur IX tinggal di Nagari Koto Lamo yang masih terganggu.

Perbaikan pipa PDAM masih terus dilakukan. Instalasi air bersih di Kecamatan Pangkalan 90 persen sudah terpenuhi, dan 99 persen wilayah terdampak bencana banjir dan tanah longsor di Kab Limapuluh kota telah kembali dapat teraliri aliran listrik. Kegiatan belajar mengajar di sekolah yang terkena banjir sudah aktif kembali, tetapi beberapa anak yang rumahnya terdampak belum kembali bersekolah.

Bantuan dan partisipasi publik menurut Sutopo, hingga saat ini cukup besar dan terus berdatangan. Sebanyak 68 objek fasilitas umum telah selesai dibersihkan. BNPB tidak akan meninggalkan pemerintah daerah ketika terjadi darurat bencana. “Saat ini, secara umum kondisi masyarakat telah pulih kembali. Aktivitas masyarakat telah normal,” pungkas Sutopo.