Antisipasi Longsor Susulan, 151 KK di Cililin Diungsikan Sementara

:


Oleh H. A. Azwar, Sabtu, 11 Maret 2017 | 22:05 WIB - Redaktur: Juli - 1K


Jakarta, InfoPublik - Untuk mengantisipasi kemungkinan longsor susulan di Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat, 151 kepala keluarga (KK) diungsikan sementara ke tempat yang aman.

"Potensi longsor susulan masih tinggi mengingat hujan lebat masih berpeluang terjadi hingga akhir Maret mendatang," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho di Jakarta, Sabtu (11/3).

Sebelumnya longsor telah terjadi di Kampung Jati Radio, Desa Cililin, Kecamatan Cililin, Kabupaten Bandung Barat pada Jumat, 10 Maret 2017 kemarin, sekitar pukul 20.36 WIB.

Pasalnya, hujan deras yang terus mengguyur wilayah Kabupaten Bandung Barat menyebabkan kondisi tanah tidak stabil dan menimbulkan longsor dengan panjang sekitar 200 meter dari titik mahkota longsoran pada kemiringan lereng 45 derajat. Longsor menyebabkan 3 unit rumah rusak berat, 2 orang luka berat (Cecep Rahmat, 24 tahun dan Asep Suparmin 45 tahun), dan 3 orang luka ringan.

Menurut Sutopo, 151 KK dari RT 02-03-04/RW 12 sementara diungsikan di Masjid Al-Huda dan Asrama Koramil Cililin. BPBD Kabupaten Bandung Barat dan aparat setempat menutup sementara ke area permukiman.

"BPBD telah mengevakuasi masyarakat terancam ke tempat yang lebih aman. BPBD Provinsi sudah mengrimkan bantuan logistik melalui BPBD Kabupaten Bandung Barat. BPBD Provinsi Jawa Barat juga memantau kondisi mahkota longsoran dengan menggunakan drone," ujar Sutopo.

Sutopo menambahkan, pada Sabtu (11/3) masyarakat bergotong royong memindahkan barang-barang dari rumah yang terkena dampak ke tempat yang lebih aman. Masyarakat juga membersihkan material longsoran yang masuk ke dalam rumah warga. Korban luka sudah dievakuasi ke Puskesmas Cililin. PMI  sudah mendirikan dapur umum.

Sutopo sendiri tidak dapat memastikan sampai kapan masyarakat harus mengungsi. Pasalnya, Kecamatan Cililin merupakan daerah rawan longsor tinggi. Hampir setiap tahun terjadi longsor di wilayah ini karena kemiringan lereng besar, kondisi tanahnya remah dan tersusun dari material rombakan yang mudah longsor saat terjadi hujan lebat.

"Masyarakat diimbau untuk selalu waspada. Saat ada potensi hujan lebat hendaknya mengungsi atau waspada. BMKG telah memprediksi bulan Mei adalah awal musim kemarau," pungkas Sutopo.