Ada Pantai Syariah di Banyuwangi

:


Oleh Gusti Andry, Rabu, 8 Maret 2017 | 13:16 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 1K


Boleh jadi Aceh dan Lombok kesohor dengan imej wisata halalnya yang meraih berbagai penghargaan internasional, namun Banyuwangi justru berani menawarkan nuansa Islami yang lebih spesifik, Pantai Syariah Pulau Santen Karangrejo.

Pemerintah Daerah Banyuwangi dengan menyulap Pulau Santen, yang dulunya kawasan kumuh dan kotor, menjadi pantai wisata halal berbasis Syariah. Langkah berani pemda setempat demi peluang besar menggaet turis mancanegara, terutama wisatawan muslim. Pasar kelas menengah muslim  dalam maupun luar negeri yang terus tumbuh menjadi alasan kuat untuk menggarap segmen wisata halal secara serius.

World Halal Tourism Summit memprediksi, pada 2019, perputaran uang di industri wisata halal mencapai US$238 miliar. Potensi ini banyak dilirik oleh negara dengan penduduk muslim minoritas, seperti Thailand, Singapura, dan Jepang. Mereka malah punya hotel dan restoran bersertifikasi halal yang lebih banyak dibanding Indonesia. "Banyak negara berlomba menggarap halal tourism,” kata  Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, saat pra peluncuran Pulau Santen sebagai destinasi halal, Kamis (2/3) pekan lalu. 

Laman banyuwangibagus.com memaparkan konsep wisata halal yang dikembangkan di Pulau Santen adalah pengembangan destinasi wisata  dengan jaminan fasilitas halal. Seperti, makanan halal, tidak menjajakan alkohol, pemberitahuan waktu jelang beribadah (adzan), tempat bersuci lengkap dengan fasilitas tempat ibadah, serta fasilitas berkonsep pemisahan antara laki-laki dan perempuan.

Nantinya, seluruh pramuwisata di Pulau Santen akan mengenakan kerudung dan mengedepankan konsep Islami.  Kalau ada wisawatan datang, mereka akan memberikan salam, sapa dengan ramah, sopan, dan  santun.

Kemudian, sesuai konsep syariah “kebersihan adalah sebagian dari iman”, untuk menjaga kelestarian, keindahan, dan kebersihan kawasan Pulau Santen, wisatawan yang datang diwajibkan membawa kantong plastik sebagai tempat sampah makanan yang dibawa. Sebelum meninggalkan tempat,  para wisatawan diminta membuang sampah ke tempat yang disediakan.

Konsep wisata halal sama sekali tidak ada unsur SARA, kecuali semata soal segmentasi pasar serta strategi pemasaran. Hal ini mendapat apresiasi besar dari Wakil Ketua Umum MUI Zainut Tauhid Saadi. "MUI memberikan apresiasi kepada pemerintah kabupaten Banyuwangi yang telah mengembangkan pariwisata syariah dengan meresmikan Pulau Santen menjadi wisata Syariah Beach," kata Zainut di Jakarta, Rabu (8/3).

Kepada Kantor Berita Antara, Zainut berharap wisata Pantai Syariah Pulau Santen dijadikan panutan untuk dikembangkan di daerah lain,  karena kebutuhan masyarakat untuk tempat wisata yang memenuhi ketentuan syariah sangat besar.

"Pemerintah atau pemerintah daerah harus bisa menangkap peluang bisnis ini dalam rangka menggenjot program pariwisata nasional," katanya.

Menurut dia pariwisata syariah adalah bagian dari industri pariwisata yang ditujukan untuk wisatawan muslim dengan merujuk kepada ajaran Islam.

Zainut mencontohkan bentuk pelayanan syariah itu seperti hotel yang tidak menyediakan makanan yang mengandung babi atau minuman yang mengandung alkohol, memiliki kolam renang serta fasilitas spa yang terpisah antara pria dan wanita.

Dia mengatakan transportasi dalam industri pariwisata syariah juga harus memakai konsep islami. Dalam konsep syariah, penyedia jasa transportasi dan biro travel wajib memberikan kemudahan bagi wisatawan muslim dalam melaksanakan ibadah selama perjalanan.

Pariwisata syariah, kata dia, jika dikelola dengan baik akan menjadi alternatif menjanjikan bagi dunia industri pariwisata Indonesia. "Banyuwangi dekat dengan Bali yang kini dikunjungi Raja Salman dan rombongan. Tim Raja Salman sebaiknya juga menyeberang ke Banyuwangi, untuk menjajaki peluang investasi bidang pariwisata dan ikutannya, terutama wisata syariah, di kawasan yang tengah tumbuh pesat tersebut," kata dia.