Mulai 1 April, Biaya Pengganti Pengolahan Darah Rp360 Ribu per Kantong

:


Oleh MC Kota Pematangsiantar, Sabtu, 4 Maret 2017 | 06:35 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 2K


Pematangsiantar, InfoPublik - Terhitung mulai 1 April 2017, Palang Merah Indonesia Cabang Pematangsiantar, secara resmi memberlakukan tarif Biaya Pengganti Pengolahan Darah (BPPD) Unit Transfusi Darah (UTD)-PMI sebesar Rp 360 ribu per kantong dari sebelumnya Rp 300 ribu.

Kenaikan tarif ini mengacu pada Surat Edaran Menteri Kesehatan dan ditindaklanjuti melalui Rapat Kerja Pengurus PMI Cabang Pematangsiantar, yang berlangsung di Markas Jalan Sutomo, Jumat (3/3).

Menurut Ketua PMI Cabang Pematangsiantar, Rajin Saragih, rapat kerja pengurus telah memutuskan untuk melaksanakan ketentuan dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi yang sebetulnya berlaku sejak 1 Januari 2014. 

Dalam Surat Edaran Menteri Kesehatan No.HK/MENKES/31/1/2014 disebutkan bahwa pelaksanaan standar tarif pelayanan kesehatan pada fasilitas kesehatan tingkat pertama dan fasilitas tingkat lanjutan dalam penyelenggaraan program jaminan kesehatan, ditegaskan bahwa tarif pelayanan darah maksimal Rp 360 ribu per kantong.

Nantinya kata Rajin Saragih, sebagai bentuk sosialisasi, PMI Cabang Pematangsiantar akan segera membuat surat pemberitahuan ke rumah sakit-rumah sakit, maupun lembaga-lembaga publik lainnya.

“Meskipun sebenarnya, selama tiga tahun terakhir, kita juga sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat melalui media. Dengan demikian, kita berharap agar masyarakat umum bisa mengetahuinya,” ujarnya menambahkan.

Menurut Kepala UTD-PMI Pematangsiantar, Abadi Sinaga, sampai saat ini partisipasi masyarakat untuk mendonorkan darah cukup tinggi. Namun karena kebutuhan kantong darah juga terus meningkat, sering kali PMI mengalami kekosongan. Apalagi, banyak pasien yang membutuhkan darah, enggan menggunakan stok darah yang ada di Markas PMI.

“Pasien kerap beranggapan, bahwa stok darah yang kemarin itu sudah tidak layak, sehingga selalu meminta darah yang baru. Kondisi ini jelas membuat kita sering kewalahan, padahal stok darah ada, mereka enggan menggunakannya,” katanya dalam pertemuan tersebut.

Rapat Kerja ini juga membahas sejumlah program kerja PMI lainnya, termasuk upaya mensosialisasikan perlunya pembinaan kepalang-merahan sejak dini mellaui organisasi Palang Merah Remaja (PMR) ke sekolah-sekolah.

Rapat juga memutuskan akan membuat publikasi yang lebih gencar melalui sosialisasi langsung maupun lewat media, pentingnya donor darah, sebagai upaya sosial membantu sesama. (Humas Pemko Pematangsiantar).