Balai Penelitian Peternakan Luncurkan Ayam Lokal Pedaging Unggul SenSi-1 Agrinak

:


Oleh MC Provinsi Jawa Timur, Kamis, 2 Maret 2017 | 18:29 WIB - Redaktur: Tobari - 841


Surabaya, InfoPublik - Balai Penelitian Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian meluncurkan varietas Ayam Lokal Pedaging Unggul, yaitu SenSi-1 Agrinak sebagai varian lanjutan dari Ayam KUB.

Varietas ini menghasilkan ayam lokal pedaging yang memiliki keunggulan bobot tubuh dibandingkan ayam lokal non unggul (dengan bobot tubuh 800 - 1000 gr / umur 70 hari) dan relatif lebih tahan terhadap penyakit.

Plt Kepala Pusat Penelitian Peternakan, Fadjry Djufry, Kamis (2/3), menjelaskan, bahwa teknologi ini dihasilkan guna merespon kebutuhan dan permintaan bibit ayam lokal unggul.

Tersedianya salah satu galur unggul ayam lokal di dalam negeri untuk menghasilkan ayam pedaging yang dapat meningkatkan penyediaan bibit DOC, sekaligus meningkatkan efisiensi budidayanya.

Kepala Balai Penelitian Peternakan Suharsono menambahkan, ayam SenSi-1 Agrinak merupakan karya pertama peneliti. Galur baru ini merupakan salah satu galur murni (pure line) ayam lokal pedaging unggul, yang dapat dimanfaatkan sebagai ayam niaga (final stock) dan/atau sebagai ayam tetua (parent stock).

"Galur ini telah ditetapkan sebagai galur ayam lokal pedaging asli Indonesia berdasarkan SK Mentan Nomor 39/Kpts/PK.020/1/2017, tanggal 20 Januari 2017, tentang Pelepasan Galur Ayam SenSi-1 Agrinak," tambahnya.

Suharsono menjelaskan, proses seleksi individu jantan dilakukan pada ayam umur 10 minggu untuk bobot tubuh permintaan pasar (berkisar 0,8 – 1 kg/ekor), berbulu abu atau pucak (putih bercak hitam), sebagai warna dominan dan berjengger kacang (pea).

“Hal ini telah dilakukan di Balitnak selama lima tahun. Kriteria seleksi ini dimaksudkan untuk mendapatkan keseragaman tampilan dan perbaikan bobot hidup,” katanya.

Ayam SenSi-1 Agrinak memiliki banyak keuntungan. Pertama, bobot hidup rata-rata pada umur 10 minggu untuk jantan 1066 ± 62,5 g/ekor dan untuk betina 745 ± 114 g/ekor. Kedua, konsumsi pakan umur 0-10 minggu sebanyak 2,7-3,2 kg/ekor. Ketiga, umur pertama bertelur 174 ± 17,69 hari. Keempat, bobot umur pertama bertelur 1909 ± 219 g/ekor. Kelima, produksi telur puncak 61,98 ± 8,66% henday.

Kemudian, Keenam, puncak produksi telur pada umur ayam 34,5 ± 4,05 minggu. Ketujuh, bobot telur pertama seberat 32,83 ± 4,76 g, akan bertambah terus sampai 44,82 ± 3,63 g/butir pada saat puncak produksi. Kedelapan, Fertilitas sebesar 85,47 ± 6,58%.

Kesembilan, manfaat yang tidak kalah menariknya yaitu rata-rata produksi telur selama 40 minggu masa bertelur sebesar 39,58 lebih kurang 5,30 persen henday production. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-jal/toeb)