Mikroj Pamit, Kajari Batam Digantikan Roch Adi

:


Oleh MC Kota Batam, Senin, 27 Februari 2017 | 09:32 WIB - Redaktur: Eka Yonavilbia - 592


Batam, InfoPublik-Roch Adi Wibowo resmi menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Batam usai dilantik di Kejaksaan Tinggi Kepulauan Riau pada 16 Februari lalu. Roch Adi menggantikan Moch Mikroj yang diberi amanat baru sebagai Asisten Pidana Khusus Kejaksaan Tinggi Kalimantan Barat.

"Mohon izin bergabung pada Bapak Ibu semua," kata Roch Adi dalam acara Malam Pengantar Tugas dan Ramah Tamah Bersama Kepala Kejaksaan Negeri Batam di Mukakuning, Kamis (23/2).

Pria asal Jepara yang lama bermukim di Surabaya ini sebelumnya bertugas sebagai Asisten Pengawasan Kejaksaan Tinggi Maluku.

"Dari timur ke barat. Dari Ambon ke Batam. Jauh juga ya saya pindah. Saya berdoa semoga kehadiran saya nanti membawa warna dan bermanfaat bagi masyarakat Kota Batam," ujar bapak empat orang putera ini.

Pada kesempatan tersebut Moch Mikroj pamit kepada seluruh organisasi perangkat daerah di Pemko Batam serta Forum Koordinasi Perangkat Daerah. Dan atas nama keluarga ia menyampaikan permintaan maaf bila ada hal-hal yang tidak berkenan di hati selama ini.

"Sabtu, kami akan berangkat ke tempat kami yang baru, ke Pontianak. Suatu kehormatan bagi kami dan keluarga bahwa acara ini diselenggarakan. Ini memang bukan hanya seremonial tapi sebagai ajang silaturahim dengan keluarga kami dan keluarga besar Kejari Batam. Kita bertemu memberi salam berarti kita saling mendoakan. Itu suatu berkah. Dan saya harap Kejari Batam akan lebih maju dengan kepemimpinan Pak Roch Adi," kata Mikroj.

Wakil Walikota Batam, Amsakar Achmad mengucapkan terima kasih yang mendalam atas kerjasama yang terjalin selama ini dengan Mikroj. Dan kepada Roch Adi diharapkan sinergitas yang terbangun selama ini bisa tetap tumbuh.

"Pak Mikroj ini aktif, bukan hanya urusan kejaksaan tapi juga urus banjir bahkan rapat TPID ikut hadir. Beberapa saat lalu ada kapal TKI tenggelam, kita turun bersama-sama. Ada penggusuran, kita juga rapat bersama," ujarnya.

Amsakar menjelaskan kepada Roch Adi bahwa Batam ini sangat beragam. Umumnya merupakan pendatang dengan tipikal yang bermacam-macam ,sehingga Batam sering disebut miniatur Indonesia. Batam yang daerah perbatasan juga memiliki kompleksitas permasalahan.

"Masyarakat Batam butuh respon cepat untuk segala hal. Ketika ada banjir seolah-olah harus selesai besok. Ada masalah hukum seolah-olah harus selesai besok. Rumusnya menurut kami, harmonisasi. Itu yang kami bangun selama ini di FKPD Batam. Persoalan Ramadhan buka tutup pun kami harus berembuk dengan FKPD," kata Amsakar. (MC Batam Kartika/Eyv)