Petugas Pustu dan Bidan Dapat Pengarahan Saber Pungli

:


Oleh MC Kabupaten Lombok Barat - NTB, Jumat, 24 Februari 2017 | 21:30 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Gerung, InfoPublik - Pemkab Lombok Barat melalui dinas kesehatan menggelar kegiatan sosialisasi pelaksanaan sapu bersih pungutan liar atau Saber Pungli.

Sosialisasi yang digelar di Aula Utama Kantor Bupati Lobok Barat (Lobar), Jumat (24/2) ini, bertujuan meningkatkan pelayanan terbaik kepada masyarakat di bidang kesehatan.

Sosialisasi Saber Pungli tersebut menyasar petugas Puskesmas Pembantu (Pustu) dan Bidan Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) se Lombok Barat.

Sekitar 200 peserta sosialisasi ini, rela datang dari pelosok desa terpencil yang mayoritas kaum hawa. Tampak kesan semangat dan ceria dari seluruh peserta ketika Kepala Dikes Lombok Barat Rahman Sahnan Putra melaporkan kegiatan kepada bupati.

Dikatakan, penguatan kapasitas petugas terus ditingkatkan. Menurutnya hari ini petugas di Pustu, Poskesdes dan Puskesmas terus mengawal program Gerakan Masyarakat Sadar Gizi (Gemadazi) yang telah dicanangkan November tahun lalu. Bahkan pihak dinas kesehatan, tengah memberikan pelatihan, sehingga nantinya ada kekuatan prima dalam proses hingga pelaksanaan program tersebut di tingkat desa.

Rahman juga berjanji akan menugaskan 61 tenaga ahli gizi madya yang akan bergerak di semua desa se-Lombok Baarat.

Dijelaskan Rahman, selama lima tahun terkahir, angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (AKI) bisa ditekan sedemikian signifikan. Dari 18 kasus AKI ditekan menjadi lima kasus di tahun 2016. Demikian pula dengan kasus AKB. Dari 200 kasus, bisa ditekan menjadi 40 kasus.

“Ini semua berkat kerja sama dan prestasi srikandi-srikandi kita yang ada di Poskesdes dan Pustu,” papar Rahman yang disambut aplaus meriah seluruh peserta.

Sementara Bupati Lobar Fauzan Khalid menegaskan, dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi (tupoksi), para petugas kesehatan diminta jangan selalu memikirkan hak, tapi juga memikirkan kewajiban.

Masalah hak kata bupati, yang memiliki kewajiban untuk memikirkannya adalah atasan masing-masing. Sementara itu, yang paling memiliki kewajiban adalah petugas kesehatan. “Hak anda berada di tangan Kadis Kesehatan dan saya,” tegasnya.

Lebih lanjut ditegaskan lagi, jika para petugas kesehatan lebih memikirkan kewajiban, kemudian hak-haknya berada di tangan kadiskes dan bupati, maka semuanya akan berjalan dengan baik.

“Kita semua yakin, kewajiban kami atas hak-hak anda menjadi kewajiban kami,” paparnya.

Menurut bupati, jika saja cara berpikir ini lebih dominan, maka akan muncul rasa keikhlasan. Secara otomatis, efek dari rasa ikhlas itu, akibat dari terpenuhinya hak-hak para petugas kesehatan tadi.

“Kalau saja hak-hak itu tidak terpenuhi, ini keterlaluan. Keterlaluan pak kadikes, keterlaluan pak kabid, dan keterlaluan saya juga jadinya kami semua yang berdosa,” sambungnya.

Pada kesempatan itu, bupati meyakini, tupoksi dari petugas kesehatan ini sangat berat. Di satu sisi, masyarakat meminta pelayanan yang prima, baik dan berkualitas. Ini harapan semua pihak. Namun disisi lain lanjujt bupati, sebagai manusia dan itu memang manusiawi, terkadang petugas kesehatan tidak siap seratus persen.

Seusai memberikan arahan, kegiatan dilanjutkan dengan pembekalan dan sosialisasi saber pungli. (MCLombokBarat)