Pelatihan Vokasi Didorong Untuk Hasilkan Tenaga Kerja Sesuai Kebutuhan Pasar

:


Oleh H. A. Azwar, Minggu, 19 Februari 2017 | 17:19 WIB - Redaktur: Juli - 193


Jakarta, InfoPublik - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Muhammad Hanif Dhakiri menekankan pentingnya pendidikan dan pelatihan vokasi untuk menghasilkan tenaga kerja yang demand driven atau berorientasi pasar kerja.

"Input SDM baik melalui pendidikan formal maupun pelatihan kerja harus berorientasi pasar kerja atau demand driven, kata Hanif dalam keterangan persnya di Jakarta, Sabtu (18/2).

Agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, Hanif menganggap keterlibatan industri dalam penyuksesan pendidikan dan pelatihan vokasi menjadi sangat penting. Industri atau pihak swasta dapat membantu pemerintah dalam menyusun program pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri, menjadi tempat on the job training bagi peserta pelatihan, hingga menyerap lulusan pelatihan.

"Kalau kita mendidik orang, kita mendidik orang untuk jadi apa nih. Kalau kita melatih orang, kita latih untuk menduduki posisi apa. Ini yang kita konkritkan, "ungkap Hanif.

Hanif juga menyebutkan tentang Forum Komunikasi Balai Latihan Kerja (BLK) dan Industri di daerah yang akan berperan sebagai penentu fokus pelatihan berdasarkan kebutuhan pasar kerja setempat. "Dibutuhkan sistem informasi pasar kerja yang kuat yang bisa menunjukkan skala prioritas dan juga bidang-bidang prioritas dari pengembangan SDM nantinya,” papar Hanif.

Kemnaker, lanjut Hanif, turut menggandeng berbagai pihak di dalam ataupun luar negeri untuk menyukseskan program prioritasnya yang berkaitan langsung dengan pengembangan kompetensi tenaga kerja, seperti Program Reorientasi, Rebranding dan Revitalisasi BLK (3R BLK) dan program pemagangan berbasis kompetensi.

Berbagai kerja sama baik dalam tahap pembahasan intensif maupun penjajakan tengah dilakukan Kemnaker untuk memuluskan pelaksanaan program 3R BLK. Sedangkan, pada program pemagangan tercatat sebanyak 2.648 perusahaan telah berkomitmen untuk menyelenggarakan pemagangan di dalam negeri. 

Perusahaan yang sudah berkomitmen menerima peserta magang tersebut berasal dari berbagai sektor. Sektor-sektor perusahaan yang mengikuti pemagangan antara lain 1.776 perusahaan sektor manufaktur, 200 perusahaan di sektor pariwisata, 12 perusahaan di sektor perbankan, 441 perusahaan di sektor kelautan dan perikanan, 30 perusahaan teknologi informasi dan komunikasi, dan 219 perusahaan sektor ritel. Sementara jika dilihat dari kawasan industrinya, perusahaan-perusahaan tersebut tersebar di wilayah DKI Jakarta (213 perusahaan), Jawa Barat (2264 perusahaan), Jawa Tengah (82 perusahaan), Yogyakarta (7 perusahaan), Banten (28 perusahaan), dan Jawa Timur (54 perusahaan).