Dukung Ketahanan Pangan, Daerah Irigasi Klambu di Jawa Tengah Direhabilitasi

:


Oleh Irvina Falah, Jumat, 17 Februari 2017 | 12:15 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 955


Grobogan - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Ditjen Sumber Daya Air sejak tahun 2015 melakukan rehabilitasi lima Daerah Irigasi (DI) seluas 61.484 hektar yang berada di Provinsi Jawa Tengah. Kelima daerah irigasi tersebut yakni Klambu Kiri 20.649 Ha, Klambu Kanan 5.686 Ha, Klambu Wilalung 11.116 Ha, Sidorejo 7.978 Ha dan Sedadi 16.055 Ha.

Secara keseluruhan, perbaikan jaringan Daerah Irigasi Klambu, Sedadi dan Sidorejo kini telah mencapai progres sekitar 45% dan ditargetkan selesai tahun 2018 sebagai bagian dari program rehabilitasi 3 juta hektar guna mendukung Ketahanan Pangan Nasional, terutama di Provinsi Jateng sebagai salahsatu lumbung pangan nasional. 

"Daerah Irigasi Klambu Kiri dan Klambu Kanan dibangun sejak tahun 1980-an, namun belum pernah ada perbaikan masif sebelum 2015. Rehabilitasi sistem jaringan  irigasi pada Daerah Irigasi Klambu sudah mendesak mengingat adanya kerusakan saluran yang mengakibatkan berkurangnya debit air pada saluran. Sawah-sawah yang berada di hilir tidak kebagian air karena kemampuan sistem mengalirkan air menyusut menjadi 60-70 persen dari kapasitas sesungguhnya" ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono usai meninjau DI Klambu, Kamis (16/2). 

Turut hadir dalam kunjungan tersebut Bupati Kabupaten Grobogan Sri Sumarni, Kepala Pusat Bendungan I Made Sumiarsih, dan Kepala Biro Komunikasi Publik Endra S. Atmawidjaja. 

DI Klambu dengan total luas 37.451 hektar mencakup Kabupaten Demak, Grobogan, Kudus dan Pati. Sementara untuk perbaikan DI Klambu Kanan ditangani oleh PT. Brantas Abipraya, DI Klambu kiri oleh PT. Wika-Mafrijaya KSO dan DI Klambu Wilalung oleh PT. Nindya Karya. Total nilai kontrak keseluruhan mencapai Rp 802,12 miliar untuk memperbaiki bendung dan jaringan utama. Diproyeksikan setelah perbaikan rampung, IP di wilayah pengairan tersebut naik dari 230 persen menjadi 280 persen. 

"Rehabilitasi sistem sangat penting, karena tidak ada lagi lahan sawah yang seluas ini di Pulau Jawa. Luasan sawahnya mungkin tetap sama, namun dengan perbaikan irigasi, Indeks Penanaman bisa lebih tinggi dari semula 150-180 persen menjadi 200-280 persen," ungkap Menteri Basuki. 

Lebih jauh, perbaikan DI Sidorejo mencakup Kabupaten Grobogan ditangani oleh KSO Waskita-Hutama berupa perbaikan saluran induk, sementara perbaikan saluran sekunder dikerjakan PT. Bumi Karsa. Total nilai kontrak keseluruhan untuk DI Sidorejo mencapai Rp 211,61 miliar. 

Terakhir untuk perbaikan DI Sedadi mencakup Kabupaten Grobogan dan Demak ditangani oleh PT. PP Persero berupa perbaikan saluran induk. Untuk perbaikan saluran sekunder dikerjakan oleh PT. SAC Nusantara-PT. Wijaya Karya Semesta KSO. Total nilai kontrak keseluruhan untuk DI Sedadi mencapai Rp 315,09 miliar. 

Selain melakukan perbaikan teknis, Menteri Basuki juga mengungkapkan akan melakukan penataan kawasan di sekitar daerah irigasi demi keamanan pengoperasian. Salah satunya pemindahan jembatan di daerah hulu DI Klambu, karena kerap digunakan sebagai jalan tembus bagi pengendara. 

"Jembatan tersebut disamping menjadi jalan tembus bagi pengendara dari Grobogan ke arah Kudus dan sebaliknya, juga dilintasi truk-truk penambangan galian C. Jembatan tersebut merupakan jalan inspeksi irigasi sehingga tidak dirancang untuk truk bermuatan besar," jelas Menteri Basuki. 

Jembatan akan dipindah lebih ke hulu, namun tetap dapat melayani pengguna jalan sebagai jalan tembus dengan lebar 5,5 m, sehingga truk-truk besar tidak diizinkan lewat. (*)

Biro Komunikasi Publik
Kementerian PUPR