Menkominfo: Adopsi Strategi Global Atasi Hoax

:


Oleh Irvina Falah, Selasa, 14 Februari 2017 | 11:51 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 437


Jakarta - Kemajuan teknologi mendorong maraknya penyebaran berita hoax dengan cepat, ditambah munculnya media abal-abal yang tidak verifikasi oleh Dewan Pers. “Hoax bukan hanya isu di Indonesia, karena sudah menjadi isu global dan penyelesaiannya juga tidak hanya menyelesaikan dengan ala Indonesia, kita juga harus bisa mengadopsi dan memanfaatkan strategi dari Internasional,” ungkap Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara Pada Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Golkar Ke-49 sekaligus memperingati Hari Pers Nasional Ke-69 di Gedung DPR RI Jakarta, Senin (13/2/2017).

Perkembangan media dimulai dari adanya media cetak, media elektronik, dan media online yang di dalamnya melingkupi media sosial. Media cetak dan elektronik memiliki karakteristik yang berbeda dengan media online. “Pemberitaan yang ada pada media cetak dan elektronik tidak memiliki tingkat aktualitas yang tinggi namun dapat dipertanggung jawabkan. Sedangkan proses penyebaran informasi pada media online bergerak sangat cepat namun tidak dapat terverifikasi dengan baik.” jelas Rudiantara.

Ditambahkan oleh Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo bahwa pers dan media sosial memiliki output yang berbeda. “Output Pers berupa berita, sedangkan media sosial berupa informasi. Berita sudah melewati proses pengecekan sedangkan informasi pada media sosial tidak memiliki tingkat kredibilitas setinggi berita.”  tambah Yosep.

Peringatan HUT Golkar ke-49 ini mengambil tema Mewujudkan Pers yang Independen dan Netral Sebagai Salah Satu Upaya Penanggulangan Berita Palsu (Hoax). Selain Menteri Rudiantara, acara ini turut dihadiri Ketua Fraksi Partai Golkar Drs. Kahar Muzakir, Ketua Dewan Pers Yosep Adi Prasetyo, Pakar Media Sosial Nukman Luthfie, dan Wartawan Senior Budiarto Shambazy. (Biro Humas-Sina/Ve)

 

Ket Foto.

Pemukulan Gong dalam Rangka HUT Golkar ke-49 oleh Yahya Zaini didampingi oleh Rudiantara, Drs. Kahar Muzakir, Meutya Hafid, dan Agus Gumiwang,(Biro Humas/Sina)