Upaya Pemerintah Mengatasi Dampak Perubahan Iklim di Pulau-Pulau Kecil di Indonesia

:


Oleh Irvina Falah, Selasa, 14 Februari 2017 | 11:48 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 499


Jakarta - Perubahan iklim memang menjadi salah satu permasalahan serius yang dihadapi, khususnya di pulau-pulau kecil di Indonesia. Untuk mengatasinya, berbagai upaya dilakukan pemerintah, seperti dengan cara adaptasi dan mitigasi. “Perubahan iklim ini pada umumnya terjadi seperti di pulau-pulau yang terdapat di wilayah Papua, Sulawesi, Sumatera, dan lain sebagainya.

Untuk menyikapinya, kita harus berkontribusi dengan cara inventarisasi kegiatan di Kementerian atau Lembaga, termasuk menjaga kelestarian kawasan konservasi perairan sebagai upaya mengatasi dampak iklim itu sendiri, yakni dengan cara adaptasi (mengatasi secara antisipatif maupun reaktif) dan mitigasi (mengurangi emisi gas rumah kaca terkait globalisasi),” kata Asisten Deputi Bidang Lingkungan dan Kebencanaan Maritim Sahat M. Panggabean, Jumat (10/02/ 2017).

Terkait kedua cara menyikapi dampak iklim tersebut, Sahat memaparkan, pihaknya lebih fokus  terhadap adaptasi, sebab dianggap lebih penting dan besar pengaruhnya. Untuk perencanaan adaptasi itu sendiri sesuai dengan dokumen Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) yang telah tersedia dan bisa dijadikan referensi untuk bisa diimplementasikan.

“Terlebih, minggu lalu datang teman-teman dari Papua ke kita terkait dengan Teluk Cendrawasih yang mulai terkena dampak. Selain itu, mereka merasakan juga banyak pulau-pulau di sana yang akan terkena dampak dari perubahan iklim ini. Ini harus jadi perhatian utama,” jelasnya.

Oleh sebab itu, lanjut Sahat, saat ini pihaknya mencoba untuk menghimpun segala informasi yang ada. “Mengenai target, masih dicari potensi apa saja yang bisa kita sinerjikan bersama, termasuk dengan organisasi Internasional, misalnya PBB atau ada organisasi lainnya yang sifatnya bilateral yang memiliki perhatian khusus terhadap isu adaptasi perubahan iklim, terutama di Indonesia,” paparnya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengelolaan Limbah, Pusat Teknologi Lingkungan Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (PTL BPPT)  Arie Herlambang mengungkapkan, untuk masalah adaptasi itu sendiri biasanya efek terbesar adalah kekurangan air bersih. Untuk mengatasinya, BPPT dalam beberapa tahun terakhir kita mengadakan penyediaan air bersih untuk beberapa pulau, seperti Selayar, Raja Ampat, Kalimantan Timur dan sebagainya.

“Kami juga telah menyediakan septic tank di pulau-pulau tersebut, karena di sana air tanah menjadi andalan utama selama musim hujan. Padahal di saat yang bersamaan, septic tank juga mengalir ke situ juga. Jadi itu berputar-putar situ, itu terkait kesehatan juga loh, jadi kita bikinkan septic tank sederhana.  Untuk 10 rumah ada 1 septic tank, dan itu bisa menurunkan pencemaran sampai 95 persen. Jika kita sebagai Lembaga dan Kementerian terkait bisa saling bekerja sama, maka permasalahan-permasalahan tersebut, khususnya dampak perubahan iklim saya rasa dapat dengan mudah diatasi,” tutupnya. (Biro Informasi & Hukum Kemko Kemaritiman)