Dinkes Jatim Perluas Jangkuan Deteksi Penderita HIV/AIDS

:


Oleh MC Provinsi Jawa Timur, Senin, 13 Februari 2017 | 20:09 WIB - Redaktur: Tobari - 291


Surabaya, InfoPublik – Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Jawa Timur berupaya memperluas jangkauan deteksi penderita HIV/AID di Jawa Timur. Pasalnya, saat ini jumlah penderita HIV/AIDS menunjukkan peningkatan cukup signifikan namun belum semua bisa dideteksi.

Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Masalah Kesehatan Dinkes Jatim Ansarul Fahruda, Senin (13/2), mengatakan, berdasarkan data yang dimiliki Dinkes Jatim per September 2016, jumlah penderita HIV di Jatim mencapai 57.321 jiwa, sayangnya baru 68% atau 39.157 jiwa yang berhasil dideteksi. Sedangkan AIDS yang berhasil di deteksi mencapai 17.394 jiwa.

Ansarul menjelaskan, deteksi penderita HIV memerlukan kerjasama berbagai pihak seperti LSM, kader kesehatan dan masyarakat umum. Ia juga meminta dokter, perawat, atau bidan berinisiatif melakukan tes kepada pasien dengan keluhan diare yang disertai dengan keluhan lain.

“Ke depan, kita targetkan setidaknya sebanyak 80% bisa dideteksi termasuk mendeteksi dini orang-orang berisiko. Semakin dini kita tahu HIV, sehingga tidak sampai menunggu posisi ke AIDS-nya,” ujarnya.

Terkait daerah yang memiliki jumlah penduduk terbanyak penderita HIV, berturut-turut Kota Surabaya, Kota Malang dan Kabupaten Sidoarjo. Sebanyak 8.300 penderita HIV berada di Surabaya, 3.400 di Malang sedangkan di Sidoarjo mencapai 2.800 penderita.

Penularan Virus HIV, kata Ansarul, bisa disebabkan oleh dua faktor di antaranya melalui hubungan seks tidak aman atau heteroseksual, dan penggunaan narkoba seperti psikotropika dan zat adiktif, khususnya yang menggunakan jarum suntik.

Menurutnya, semakin dini diketahui persentase jumlah penderita HIV yang tersebar di masyarakat maka penularan bisa dicegah sedini mungkin, terutama untuk kontak terdekatnya. Saat ini, masyarakat sudah bisa memeriksakan dirinya melalui layanan tes HIV/AIDS di masing-masing kabupaten/kota.

Pemimpin AIDS Watch Indonesia Syaiful Harahap mengungkapkan, upaya pencegahan menyebarnya HIV semakin penting digalakkan di Indonesia. Hal itu karena Indonesia masuk dalam tiga besar negara yang pertambahan jumlah kasus HIV/AIDS tercepat di dunia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sampai 30 September 2016 jumlah kasus HIV-AIDS di Indonesia sudah mencapai 302.004, terdiri dari 219.036 pengidap HIV dan 82.968 kasus sudah masuk tahap AIDS.

Dilaporkan pula, AIDS sudah merenggut 10.132 jiwa. Angka tersebut merupakan penghitungan secara kumulatif sejak pertama kali HIV dilaporkan terjadi di Indonesia pada 1987.

Upaya mencegah penyebaran HIV/AIDS tak bisa lepas dari pemahaman tentang perilaku seksual. sebanyak 70% - 80% penularan HIV di rata-rata negara di seluruh dunia, terjadi melalui hubungan seksual yang tidak aman atau berisiko.

Sementara sarana penularan lainnya, seperti transfusi darah, penularan dari ibu pada bayi, lewat jarum suntik narkoba dan penularan lewat alat-alat kesehatan hanya menyumbang dibawah 10%. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-luk/toeb)