Bersepeda, Menpora Hadiri Pagelaran Budaya Nias

:


Oleh Astra Desita, Minggu, 12 Februari 2017 | 23:10 WIB - Redaktur: Juli - 818


Jakarta, Infopublik - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi berolahraga dengan mengayuh sepeda gunung dari kediaman Widya Candra, menuju acara Pagelaran Seni dan Budaya Kepulauan Nias 2017 di Area Car Free Day Bundaran Hotel Indonesia Jakarta, Minggu (12/2).

Menpora yang mengenakan seragam khusus olahraga warna hijau, celana panjang gelap, sepatu olahraga dan berkacamata hitam sempat menyaksikan Tarian Moyo (Tari Kesetaraan) asli dari Kepulauan Nias yang di gelar di samping Hotel Mandarin Arena Car Free Day.

Dalam kesempatan ini, Menpora Imam Nahrawi mendapatkan sekotak daun sirih lengkap dan pakaian adat Kepulauan Nias sebagai bentuk penghargaan yang biasa diberikan kepada bangsawan dari Desman Mendova sebagai Ketua Panitia Pagelaran Budaya Nias yang diselenggarakan oleh PPN (Pemuda Peduli Nias).

"Terima kasih atas penganugerahan yang luar biasa ini saya tidak pernah bermimpi untuk mendapat pakaian yang luar biasa ini, sungguh hati saya sangat senang sekali, Meski dalam suasana mendung dan hujan kita bersama-sama merawat dan melestarikan Budaya Nias kapanpun dan dimanapun tentu dengan kebudayaan inilah Indonesia bisa kokoh sebagai Negara Kesatuan Republik Indonesia," katanya.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada para panitia atas terselenggaranya pentas Kebudayaan Kepulauan Nias. "Pertahankan selamanya kebudayaan lokal sebagai kearifan lokal dan kami apresiasi kepada panitia karena ini luar biasa setiap saat kita terus diikat oleh kebudayaan Indonesia, dan Nias selalu ada di hati saya," tuturnya.

Menpora juga menceritakan pengalamannya usai dilantik menjadi menteri oleh Presiden Joko Widodo, dalam kunjungan kerjanya langsung ke Nias Barat. "Sungguh sangat menyenangkan di Nias Barat, tentu semua akan kita datangi satu kota dan empat kabupaten di Kepulauan Nias," ujarnya.

Sebelumnya telah di pentaskan beberapa atraksi budaya lokal Kepualauan Nias seperti yang tertera di uang kertas seribu rupiah yaitu Lompat Batu, juga ada Tari Perang, Tari Moyo, Maena, Famanu-manu dan lain sebagainya, sebagian besar pemain adalah pemuda dan pemudi asli Kepulauan Nias yang berusia 16 hingga 30 tahun.