Kementan Optimis NTT Mampu Dukung Swasembada Padi dan Jagung Nasional

:


Oleh Baheramsyah, Jumat, 3 Februari 2017 | 16:57 WIB - Redaktur: Elvira - 605


Jakarta,InfoPublik - Kementerian Pertanian optimis mampu meningkatkan produksi pangan khususnya padi dan jagung di Nusantara Tenggara Timur (NTT) untuk mendukung swasembada nasional tahun 2017. Hal ini dapat dicapai dengan meningkatnya indeks pertanaman, luas tambah tanam (LTT) dan produksi melalui program Upaya Khusus (UPSUS).

Staf Ahli Menteri Pertanian Bidang Infrastruktur, Ani Andayani mengatakan jika dibandingkan dengan sebelum adanya program UPSUS, pelaksanaan program UPSUS sejak tahun 2014 hingga 2016 telah mampu memajukan sektor pertanian NTT sehingga mampu memenuhi kebutuhan beras dari produksi sendiri. Demikian juga terkait jagung, NTT kini menjadi salah satu provinsi sentra produksi jagung nasional.

“Sejalan dengan program upsus, bila dibandingkan dengan sebelum program UPSUS tahun 2014 maka tahun pertama dan kedua program UPSUS telah meningkatkan indeks pertanaman dari 1.42 menjadi 1.56 dan 1.62, kemudian LTT  dari 247.649 hektar menjadi 272.859 hektar dan 282.127 hektar dan produksinya dari 739.667 ton menjadi 825.728 ton dan 948.088 ton per tahun,” kata Ani Andayani  dalam siaran tertulis yang diterima infopublik, Jumat (3/2).

Ani menambahkan implementasi program UPSUS di NTT sampai dengan Desember 2016 juga telah meningkatkan LTT. Alhasil, produksi meningkat akibat dari produktivitas padi yang juga naik dari awalnya 3,28 ton per ha menjadi 3,35 ton per ha.

“Sementara terkait pengembangan jagung, program UPSUS telah meningkatkan luas tanam jagung. Posisi 1 Februari 2017 mencapai 324.089 hektar atau 120 persen terhadap target tanam bulan Oktober-Maret 2016/2017 yang ditetapkan pemerintah atau 112 persen dari capaian tahun sebelumnya. Peningkatan luas tanam ini tentu akan meningkatkan produksi jagung,” ungkap Ani.

Terkait hal ini, Gubernur NTT, Frans Lebu Raya memberikan apresiasi atas keseriusan Kementan dalam membangun dan mengoptimalkan lahan pertanian di semua wilayah Provinsi NTT.  Menurutnya, saat ini pertanian di NTT telah bangkit dengan padi sawahnya.

“NTT pun sekarang tetap berjaya dengan jagungnya. Makanan pokok masyarakat NTT masih tetap jagung.  Jadi, kami ingin NTT menjadi provinsi jagung. Untuk itu, kami berharap agar program pusat terus selaras dan membangun program-program yang ada di provinsi dan kabupaten sehingga memberikan hasil yang berkelanjutan,” ujar Frans.

Lebih lanjut, Frans menegaskan pemerintah daerah pun akan menjamin berjalan lancarnya program pembangunan pertanian. Hal ini melalui terus menjaga kekompakan antar warga dan meningkatkan kegiatan pendampingan petani atau penyuluhan pertanian yang sekarang sudah menyatu di dinas pertanian.

“Warga yang saling kompak maka program pertanian akan berjalan lancar, harus dijaga betul para pendamping yang ada di desa yang kini makin beragam sehingga mereka para pendamping termasuk penyuluh pertanian tetap bermanfaat bagi pembangunan di desa,” tegasnya.

Perlu diketahui, berdasarkan data Kementan, produksi pangan nasional selama tahun 2015-2016 mengalami peningakatan. Tercatat, padi meningkat 11,75 persen, jagung meningkat 21,99 persen, aneka cabai meningkat 2,33 persen, dan bawang merah meningkat 11,3 persen dibanding tahun 2014. Alhasil, pada tahun 2016, ekspor beras meningkat 43,7 persen, impor jagung menurun tajam 66,6 persen  dibandingkan tahun 2015, serta tidak impor beras medium dan bawang merah.