Kinerja Ekspor Meningkat, Sawit Sumbang Pemasukan Besar

:


Oleh Amrln, Kamis, 2 Februari 2017 | 14:41 WIB - Redaktur: Elvira - 866


Jakarta, InfoPublik - Kinerja ekspor kelapa sawit mencatatkan peningkatan  pada 2016 sebesar US$17,8 miliar naik  dibanding 2015 yang sebesar US$16,5 miliar. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan bahwa saat ini kelapa sawit menjadi penyumbang pemasukan terbesar ke negara.

"Oleh karena itu pemerintah terus memperhatikan dan mempelajari hal mendorong kemajuan industri kelapa sawit nasional, sejalan juga untuk memenuhi kebutuhan kelapa sawit pada pasar internasional," kata Darmin acara Pertemuan Nasional Sawit Indonesia di Jakarta, Kamis (2/2).

Darmin memaparkan, Indonesia memiliki delapan komoditas perkebunan potensial yakni, karet, kelapa, cokelat, teh, kopi, pala, tebu, dan karet. Dari semua tanaman tersebut, dia pilih sawit sebagai andalan Indonesia.

Menurut Darmin, peranan ekspor minyak kelapa sawit dan turunannya total maupun non migasnya mencapai 75% dengan 3/4 produk sawit mulai diolah lebih lanjut atau sudah mulai dihilirisasikan.

"Harus diakui kelapa sawit andalan dan kebanggaan kita," tegasnya.

Ditambahkannya, produk kelapa sawit nasional masih menjadi unggulan di dunia internasional. Momentum produk kelapa sawit Indonesia yang tengah membaik ini jangan sampai tinggal sejarah sama seperti produk komoditi seperti rempah-rempah.

"Seperti rempah-rempah, pala, tebu, gula. Pernah menjadi andalan kita, tapi mereka sudah mulai hilang peranannya, gula banyak tapi kita tidak lagi jadi andalan ekspor, kita nett importir bidang ini. Saya sampaikan jangan sampai kelapa sawit jadi sejarah saja," ujarnya.

Ia memaparkan, kelapa sawit merupakan tanaman yang paling banyak menghasilkan minyak ketimbang produk tanaman lainnya. Sehingga, jika dibandingkan dengan komoditas seperti sunflower atau minyak dari bunga matahari dan tumbuhan penghasil minyak lainnya, kelapa sawit jauh lebih unggul.

"Karena, di antara semua tanaman yang menghasilkan minyak, produktivitas paling tinggi di dunia adalah kelapa sawit, maka tidak heran, banyak negara di dunia, memang khawatir melihat sawit. Kemudian, lahirlah kampanye-kampanye untuk pojokan kelapa sawit," kata Darmin