Kemenkes Ingatkan Masyarakat Selalu Waspada Kanker

:


Oleh Juliyah, Kamis, 2 Februari 2017 | 00:19 WIB - Redaktur: Juli - 884


Jakarta, InfoPublik - WHO menyebutkan saat ini 8,2 juta orang meninggal setiap tahun akibat kanker di seluruh dunia, 4 juta diantaranya meninggal di usia 30-69 tahun, angka ini meningkat dari sebelumnya hanya 7,6 juta di tahun 2008 dan diperkirakan meningkat menjadi 11,5 juta di 2025.

Selain itu, jika tidak dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian yang efektif dan masif. Kasus baru kanker juga diperkirakan akan meningkat dari 14,1 juta orang menjadi 19,3 juta orang di tahun 2025.

Terkait ini Kemenkes RI kembali mengingatkan masyarakat untuk selalu waspada terhadap penyakit kanker, pasalnya penyakit ini dapat menyerang siapapun tanpa memandang usia. Hal itu disampaikan dalam rangkain peringatan Hari Kanker Sedunia 2017 pada 4 Februari mendatang, bertema Kita Bisa Aku Bisa, tema ini bertujuan menyebarkan pesan bahwa setiap orang baik secara bersama atau individual bisa mengambil peran dalam mengurangi beban permasalahan kanker.

"Kemenkes punya komitmen di 2016 sampai 2019 dan selalu mengingatkan dan meningkatkan kesadaran masyarakat, apa yang bisa mereka lakukan baik secara kelompok maupun secara individu, semangat kita adalah untuk selalu waspada terhadap kanker dan lakukan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas)," kata Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Mohamad Subuh saat temu media di Kemenkes Jakarta, Rabu (1/2).

Menurutnya, penyakit ini tidak selalu terkait usia apalagi golongan tertentu, karena mulai dari balita hingga usia tua kemungkinan untuk menyandang penyakit kanker ini akan ada. "Ancaman kanker selalu ada, apalagi jika kondisi lingkungan kita kurang baik akan sangat mempengaruhi perkembangan penyakit," ungkapnya.

Tidak hanya penyakit tidak menular tetapi kanker juga erat hubungannya secara langsung ataupun tidak langsung dengan penyakit infeksi. "Karena sering terekspose bakteri dan jamur misalnya membuat kekebalan/daya tahan tubuh akan menurun sehingga akan memudahkan berkembangnya penyakit kanker," katanya.

Untuk itu lanjutnya, pentingnya dilakukan upaya deteksi dini, dan segera memeriksakan ke fasilitas pelayanan kesehatan bila terjadi kelainan-kelainan yang mencurigakan. Agar dapat dilakukan diagnostik sehingga bisa menekan angka kesakitan, kematian dan angka kecacatan. "Ini yang harus kita tekan dengan melakukan deteksi dini di tingkat masyarakat, individu dan pelayanan kesehatan," ujarnya.

Di Indonesia, prevalensi penyakit kanker juga cukup tinggi. Berdasarkan Riskesdas 2013 angkanya 1,4 per 1000 penduduk atau sekitar 347000 orang. Selain itu beban pembiayaan yang sangat besar juga menjadi permasalahan untuk pemerintah dan masyarakat. Menurut Data BPJS, di tahun 2015 penderita kanker yang mendapatkan pengobatan sebanyak 1.325.776 dan telah menghabiskan biaya sebesar Rp2.29 triliun.