Unair Kembangkan Alat Diagnosa Toksoplasma Generasi Baru

:


Oleh MC Provinsi Jawa Timur, Rabu, 11 Januari 2017 | 08:55 WIB - Redaktur: Tobari - 474


Surabaya, InfoPublik – Tim Dosen Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga kembali mengembangkan alat diagnosa toksoplosma generasi baru. Alat yang diberi nama “Toxo Kit” tersebut pertama kali dibuat dan diteliti pada tahun 2014, sampai saat ini alat tersebut masih dalam proses pengembangan.

Tim dosen pengembang alat diagnosa toksoplosma di antaranya Prof. Lucia Tri Suwanti, Mufasirin, Prof. Suwarno, Prof. Meles, Hani Plumerastuti dan rekan asal Mataram yakni Zainul.

Anggota tim Dosen FKH Unair, Mufassirin mengatakan,selama ini pengujian adanya toksoplasma lebih sering menggunakan alat diagnosa bernama Uji ELISA (Enzyme-Linked Immunosorbent Assay).

Namun, untuk mengetahui hasil uji, Uji ELISA dianggap memakan waktu yang lama yaitu dua hari. Sedangkan, hasil dari uji penggunaan Toxo Kit hanya membutuhkan waktu 10 hingga 15 menit.

“Pembuatan alat ini dilatarbelakangi oleh banyaknya kebutuhan alat diagnosa, salah satunya toksoplasma. Semua biaya dan dana penelitian Toxo Kit dibiayai oleh Kemenristek Dikti, dalam rangka peningkatan mutu dosen,” katana, Selasa (10/1).

Lebih lanjut, ia menuturkan cara kerja alat Toxo Kit ini hampir sama dengan alat penguji kehamilan (Test pack). Pertama, darah pasien diambil, kemudian diendapkan, dan diteteskan ke dalam alat Toxo Kit.

Setelah beberapa saat akan diketahui hasil. Jika hasil cenderung positif, maka garis yang keluar adalah dua garis. Sementara jika cenderung negatif, maka hanya ada satu garis yang akan keluar pada alat tersebut.

Toxo Kit mengandung antigen yang bekerja menangkap material yang ada di sampel atau antibodi. Kemudian dilengkapi dengan kandungan sinyal reaksi, yakni suatu materi yang akan bereaksi. Jika hasil sampel menunjukkan nilai positif, sinyal reaksi akan berubah warna.

Toxo Kit memiliki sensitivitas atau keakuratan sebanyak 73,5% dan spesifitas 66,7%. “Alat ini belum bisa dikomparasikan dengan uji toksoplasma yang konvensional. Memang standarnya menggunakan Uji ELISA, namun Toxo Kit ini hadir digunakan sebagai alternatif awal diagnosa adanya toksoplasma,” katanya.

Dengan adanya Toxo Kit, Mufasirin dan tim berharap, kit tersebut dapat membantu masyarakat dalam diagnosa toksoplasma yang dianggap mahal dan memakan waktu lama. Ke depan, Mufasirin dan tim juga berusaha mengoptimalisasikan alat tersebut dengan meningkatkan keakuratan dan spesifitas

“Kita juga sudah berkomunikasi dengan salah satu produsen kimia untuk produksi alat ini. Mereka memiliki standar tersendiri untuk sebuah alat yang akan di produksi. Maka dari itu kita akan memperbaiki kualitas agar tidak banyak berubah ketika diproduksi massal,” terangnya.

Selain itu, Mufasirin dan tim berencana untuk mengembangkan kit ini menjadi alat yang multiguna. Tidak hanya bisa mendeteksi Immuniglobulin G, tapi juga Immunoglobulin M. Sehingga mampu mendeteksi lebih dari satu macam penyakit. (MC Diskominfo Prov Jatim/non-luk/toeb)