10 Desa di Bojonegoro Jadi Pilot Project Revolusi Data

:


Oleh MC Kabupaten Bojonegoro, Sabtu, 7 Januari 2017 | 14:35 WIB - Redaktur: Tobari - 1K


Bojonegoro, InfoPublik - Upaya Tim Penggerak PKK Kabupaten Bojonegoro melakukan pendataan melalui Buku Inovasi Data Dasa Wisma, mendapat dukungan dari berbagai pihak mulai LSM hingga Operator Lapangan Banyuurip, Blok Cepu, ExxonMobil Cepu Limited (EMCL).

Saat sosialisasi Revolusi Data yang berlangsung di kantor Pemkab setempat, Jum’at (6/1), terdapat 10 desa yang dijadikan pilot project, di antaranya adalah Desa Bonorejo dan Desa Brabowan Kecamatan Gayam.

Desa Tlatah Kecamatan Purwosari, Desa Pilangsari dan Desa Ngringinrejo Kecamatan Kalitidu. Desa Pacul Kecamatan Bojonegoro ,Desa Kapas Kecamatan Kapas. Desa Prayungan dan Pejambon Kecamatan Sumberejo dan Desa Sidobandung Kecamatan Balen.

AW Syaiful Huda, dari Bojonegoro Institute, menjelaskan acara ini digelar dalam upaya penyusunan sistem pendataan yang dapat ter-update secara cepat, dapat ditelusuri hingga sumbernya serta dapat divisualisasikan dengan mudah. Juga melibatkan partisipasi masyarakat dalam penyusunan, pelaksanaan dan pengawasannya.

Hal lain, adalah dengan adanya informasi dan masukan terkait proses pendataan Dasa Wisma yang saat ini masih dan sedang berlangsung. Di akhir penjelasannya, pria yang akrab disapa Awe ini mengatakan, sosialisasi ini adalah pelaksanaan program revolusi data di 10 desa yang menjadi Pilot Project revolusi data.

Sementara itu, Ilham dari Sinergantara dalam materinya menjelaskan mengapa disebut revolusi  data, karena empat hal, yakni kecepatannya, sifat segeranya, kegunaannya dan potensi kolaborasinya.

Dia juga menjelaskan perbandingan karakteristik data konvensional dan revolusi data. Data konvensional adalah data yang direpresentasikan dalam bentuk data agregat, sedangkan di revolusi data, data yang direpresentasikan dalam bentuk data tunggal.

Dari proses pembuatan basis data revolusi data proses pembuatan basis data dilakukan secara incremental . Data akan terus dapat di-update dan tumbuh menyesuaikan perubahan yang terjadi di lapangan.

"Sedangkan data konvensional basis data sekali dibuat langsung jadi, namun sulit di update, dan kalaupun akan di-update harus survey ulang," imbuhnya.

Ilham menuturkan komponen revolusi data ini ada empat, yakni inovasi data,kebijakan data, satu data, dan menyasar pada tujuan Sustainable Development development Goals ( SDGs).

Kebutuhan akan revolusi data ini adalah untuk pembuatan kebijakan, untuk monitoring pelayanan publik dan untuk terjadinya akuntabilitas.(MC Bojonegoro/toeb)