Menhan Australia Minta Maaf Soal Insiden Penghinaan

:


Oleh Yudi Rahmat, Kamis, 5 Januari 2017 | 13:15 WIB - Redaktur: R. Mustakim - 1K


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Pertahanan Australia menyampaikan permintaan maaf terkait insiden plesetan pancagila di sekolah bahasa di Pangkalan Militer Campbell Baraccks Pert Australia.

Menurut Menhan Ryamizard Ryacudu permintaan maaf itu disampaikan oleh Menhan Australia melalui surat resmi dan telpon kepada Menhan RI.

"Menhan Australia menyesalkan insiden tersebut, insiden tersebut sama sekali tidak mencerminkan kebijakan pertahanan dan angkatan bersenjata Australia," kata Menhan Ryamizard kepada wartawan usai pemberian sertifikat akreditasi Diklat Badiklat Kemhan di Jakarta, Kamis (5/1).

Selain itu, kata Ryamizard, pemerintah Australia melalui Kemhannya menghentikan sementara pelatihan dan pendidikan Bahasa di sekolah bahasa di Pangkalan Militer Campbell Baraccks Pert Australia.

Saat ini pihak Kemhan Australia tengah melakukan investigasi secara lengkap. Sedangkan komandan sekolah bahasa tersebut sudah diskorsing sementara.

"Penyidikan insiden ini sudah memasuki tahap akhir, dan oknum perwira pertama AB Australia itu akan diberikan sanksi administrasi tegas," ungkap Ryamizard.

Untuk menyelesaikan insiden tersebut pihak Panglima AB Australia mengundang Panglima TNI untuk menyelesaikan kasus insiden tersebut.

Ryamizard menambahkan, pemerintah Australia tetap komitmen menjaga hubungan kerja sama yang kuat dan produktif dengan Indonesia. "Permintaan maaf dari Menhan Australia sudah saya terima. Saya berharap ke depan tidak terjadi lagi kejadian tersebut, karena kenjadian tersebut negara sahabat kita menjadi rusak. Kedepan, tugas kita tetap melanjutkan kerja sama bidang lainnya yang sudah berjalan. Tetapi saya juga memberikan pengertian kepada prajurit begitu juga Menhan Australia memberikan pengertian prajuritnya," ungkapnya.

Menhan juga berpesan kepada Menhan Australia, sebagai negara sahabat mengingatkan agar jangan menyinggung hal-hal yang sensitif, atau menimbulkan kebencian kedua negara. "Tidak boleh terjadi itu pesan saya kepada Menhan Australia dan beliau menerimanya," katanya.

Insiden bermula ketika instruktur TNI Lettu Ibrahim Maulana dari Kopassus merasa ada unsur materi yang menghina Indonesia, dan pancasila saat mengajar bahasa Indonesia, di sekolah bahasa di Pangkalan Militer Campbell Baraccks Pert Australia. Menurut penjelasan Panglima AB Australia, bahan-bahan tersebut diambil dari artikel koran media online oleh seorang perwira pertama AB Australia, dan kemudian dijadikan materi bahasa di sekolah tersebut.