Menristekdikti : Jumlah Mahasiswa Vokasi Hanya 5,6 Persen

:


Oleh Astra Desita, Rabu, 28 Desember 2016 | 17:42 WIB - Redaktur: Gusti Andry - 865


Jakarta, InfoPublik - Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyatakan jumlah mahasiswa vokasi di Tanah Air hanya 5,6 persen dari total mahasiswa atau jauh lebih kecil dibandingkan negara lain.

"Di Austria, jumlah mahasiswa vokasi mencapai 78 persen. Untuk itu, pada 2017, kami akan melakukan revitalisasi 12 perguruan tinggi," tutur Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir dalam acara Paparan Kinerja Kemenristekdikti selama 2016 dan Outlook 2017 di Gedung Kemenristekdikti, Senayan Jakarta, Rabu (28/12) juga memberikan penghargaan untuk media massa dan jurnalis bidang ilmu pengetahuan teknologi dan pendidikan tinggi.

Menurut Nasir, revitalisasi itu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tinggi vokasi di Tanah Air agar sesuai dengan kebutuhan industri. "Selama ini antara kebutuhan industri dan lulusan perguruan tinggi banyak yang tidak relevan. "Untuk itu pemerintah bertekad melakukan revitalisasi," tegas Nasir.

Sementara itu, Dirjen Kelembagaan Iptek Dikti Patdono Suwignjo, mengatakan pada 2017 pihaknya akan melakukan berbagai aturan baru yakni tidak memberikan izin pendirian izin universitas baru. "Kecuali untuk institut dan perguruan tinggi," kata Patdono.

Selain itu kata Patdono, tidak ada lagi pembukaan program studi baru selain program studi sains, matematika, dan teknik.
Patdono menyebutkan pihak industri juga akan mengubah pola rekrutmen karyawan baru yang lebih mengutamakan lulusan pendidikan vokasi. "Rekrutmen baru nanti, tidak lagi mengutamakan ijazah tetapi sertifikat kompetensi," jelas Patdono.

Meski demikian, pihaknya mengakui pendidikan vokasi kalah populer dibandingkan universitas. Oleh karena itu, pihak Kemristekdikti juga melakukan sosialisasi untuk mengubah pola pikir mengenai pendidikan vokasi.

"Ke depan, kurikulum vokasi akan diubah dan akan melibatkan industri. Para dosennya pun sebagian besar industri dan akan menerapkan dual sistem yakni separuh pembelajaran di kampus dan sisanya industri," pungkas Patdono.