Jelang Natal, Mendag Pantau Stok dan Harga di Empat Pasar

:


Oleh Irvina Falah, Kamis, 15 Desember 2016 | 18:14 WIB - Redaktur: Irvina Falah - 380


Jakarta – Menjelang Natal 2016 dan Tahun Baru 2017, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita blusukan ke empat pasar di Jabodetabek untuk memantau harga dan ketersediaan pasokan bahan pangan, hari ini, Kamis (15/12). Keempat pasar yang dikunjungi yaitu Pasar Induk Kramat Jati (PIKJ), Jakarta Timur; Pasar Minggu, Jakarta Selatan; Pasar PSPT Tebet Timur, Jakarta Selatan; dan Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC), Jakarta Timur. Hasilnya, harga bahan pokok terkendali dan stok cukup.

"Dari pantauan yang dilakukan, sebagai bahan pangan utama, harga beras stabil dan stoknya aman hingga Mei 2017. Bahkan di pasaran masih dapat diperoleh beras seharga Rp7.800/kg. Padahal ini tidak pernah terjadi sebelumnya," ungkap Mendag.

Mendag juga menyampaikan bahwa di PIBC, para pedagang menjamin stok aman hingga Februari Maret 2017. Perputaran stok beras di PIBC saat ini mencapai 25.000-30.000 ton/hari. Untuk beras, Mendag menegaskan tahun ini tidak ada realisasi impor. "Tahun ini tidak ada impor beras. Tahun depan pun tidak akan ada impor beras," tandas Mendag.

Mendag mendorong para pedagang menyiapkan stok beras untuk beberapa bulan ke depan tanpa perlu khawatir timbulnya tuduhan penimbunan. "Tidak perlu ada kekhawatiran tuduhan penimbunan. Selama gudang penyimpanannya didaftarkan dan stok akhir bulan dilaporkan ke Kemendag, maka tidak akan ada alasan tuduhan penimbunan beras," jelas Mendag.

Harga Daging Turun
Sedangkan untuk daging, tahun depan akan ada dua jenis daging yang dilepas ke pasaran, yaitu daging beku dan daging segar. "Harga daging beku berada di bawah Rp80.000/kg. Kemendag akan bekerja sama dengan Asosiasi Distributor Daging Indonesia (ADDI) dan Badan Usaha Logistik (Bulog) untuk mengendalikan pasokannya," imbuhnya.

Untuk daging segar, sudah terjadi kesepakatan dengan Menteri Perdagangan Australia bahwa harga sapi hidup dari Australia akan turun sebesar AUD 1/kg. "Dari harga tersebut, sedang dihitung harga jual daging sapi segarnya. Targetnya di bawah Rp100.000/kg," kata Mendag.

Untuk ayam, Mendag menyatakan harga berkisar Rp30.000-35.000/kg. Kondisi pasokan ayam di pasar sangat mencukupi. Tidak ada kekhawatiran harga melonjak tinggi karena kekurangan stok. Sementara itu, harga cabai terpantau naik akibat faktor cuaca atau iklim. Cabai tidak bisa dipanen di musim penghujan karena akan cepat busuk.

Harga minyak goreng juga terpantau masih stabil. Sebelumnya, harga minyak goreng sempat naik sebesar Rp300-500/kg akibat kenaikan harga CPO. Namun, Mendag menegaskan bahwa tidak boleh ada kenaikan harga minyak goreng meskipun harga CPO naik. "Kemendag dan industri minyak goreng serta CPO sudah melakukan pertemuan dan sepakat agar harga minyak goreng tidak naik," ujarnya menegaskan.

Untuk komoditas bawang, produksinya cukup dan stok memadai. Namun demikian, harga bawang turun hingga mencapai Rp30.000/kg karena produksi yang berlimpah. Mendag meyakini harga bawang akan naik dalam jangka waktu dekat. "Saat ini tengah dilakukan koordinasi dengan sentra produksi bawang di Brebes terkait kondisi hasil panen. Jika harga semakin rendah, maka Bulog akan menjadi 'standby buyer', yaitu akan membeli stok bawang yang tersedia," jelasnya.

Beberapa harga komoditas yang harganya turun akan dijaga agar tidak semakin rendah. "Kita harus menjaga agar harga tidak turun terlalu tajam yang dapat mengakibatkan kerugian pada petani. Sebaliknya, harus dicari keseimbangan antara harga perolehan dari petani dan harga jual.

Saat ini, fluktuasi harga masih dalam batas jangkauan yang normal," ungkap Mendag. Mendag juga meminta dengan tegas agar para pedagang dan distributor tidak melakukan spekulasi harga menjelang Natal 2016 dan Tahun Baru 2017. "Jika terjadi spekulasi harga, Bulog akan mengintervensi pasar," tandas Mendag.

Papan Informasi Harga
Saat dilakukan pemantauan pasar, ditemukan bahwa terjadi disparitas harga yang tinggi di wilayah Jakarta. Misalnya, harga bawang di PTSP Tebet Timur hanya Rp22.000-25.000/kg, sedangkan di tiga pasar lainnya mencapai lebih dari Rp40.000/kg. Mendag menyampaikan akan mengatasi hal ini.

"Di kalangan pasar saja, sudah memberikan kontribusi kenaikan harga hampir 100%. Hal ini tidak bisa dibiarkan. Disparitas harga yang terjadi menunjukkan adanya mata rantai yang berlebihan. Ini akan ditelusuri dan diatasi agar mata rantai bisa dikurangi dari Pasar Induk," jelas Mendag. Pada prinsipnya, lanjut Mendag, pedagang harus mendapatkan keuntungan, tetapi tidak dalam jumlah yang berlebihan sehingga memberatkan konsumen.

"Mekanisme pasar akan disehatkan dengan memotong mata rantai. Kami juga mewajibkan pemasangan papan informasi harga di semua pasar yang dibangun dari dana alokasi khusus dan tugas pembantuan APBN agar tidak ada gejolak harga," pungkas Mendag. 

--selesai--

Informasi lebih lanjut hubungi:
Luther Palimbong
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3860371/021-3508711
Email: pusathumas@kemendag.go.id
Indrasari Wisnu Wardhana
Direktur Bahan Kebutuhan Pokok dan Barang Penting
Direktorat Jenderal Perdagangan Dalam Negeri
Kementerian Perdagangan
Telp/Fax: 021-3858210, 021-3858171
Email: wisnu@kemendag.go.id